Oleh : Iqbal Zen
Ditebitkan oleh Buletin al-Lu'lu, 28 Oktober 2011
dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar. (Q.S. An-Nisâ [4] : 9)
Pemuda hari ini, pemimpin masa mendatang. Semboyan inilah yang harus dipegang teguh oleh seluruh elemen bangsa khususnya oleh para pemuda disaat semakin marak terjadi degradasi dan dekadensi moral (etika). Ironis memang terhadap apa yang terjadi saat ini dengan pelbagai permasalahan dan konflik yang semakin menjamur. Mulai dari ‘orang kecil’ sampai ‘orang besar’ tak mengenal batas. karenanya, sudah menjadi tanggungjawab bersama di pundak para pemuda untuk terus berkarya, menempa diri memperbaiki kondisi bangsa.
Momen yang tepat bagi kita bersama untuk mengulas kembali (flashback) terhadap apa yang telah diperjuangkan oleh para pemuda pada 83 tahun yang lalu demi sebuah pengakuan terhadap eksistensi bangsa dan pemuda. Peristiwa yang menandai lahirnya sebuah bangsa yang bertekad menjadi satu bangsa, bahasa dan tanah air. Kerelaan mengorbankan jiwa, raga dan tenaga untuk menjadikan bangsa yang lebih bermatabat. Semangat yang membara, gigih dan kritis pun selalu ditonjolkan dan dikibarkan, karena memang itulah cermin diri sebagai seorang pemuda.