Al-Quran merupakan kitab paling lengkap dan mengandung mukjizat yang amat besar. Semakin kita mendalami al-Quran maka semakin kita tahu pula bahwa sebenarnya kita masih banyak belum kita ketahui. Kalau diibaratkan bahwa apa yang kita ketahui hanyalah ibarat setetes dari luasnya samudra. Sungguh banyak kemukjizatan Al-quran amatlah banyak baik itu dari segi kebahasaannya, membacanya menemui kenikmatan baik bagi pembaca maupun pendengar yang tidak menyebabkan kebosanan, kajian tentang ilmiah dan banyak lagi aspek kemukjizatan al-quran yang perlu digali lebih lanjuut. Namun, pada tulisan ini lebih ditekankan pada mukjizat dalam segi kosa kata yang menghiasi al-quran.
Abdul Razak Naufal, seorang sarjana Mesir menemukan bahwa kata-kata yang terkandung dalam Quran sangat harmonis dan akurat. Dia mempublikasikan hasil penyelidikannya dalam bukunya yang berjudul "Al-Ijaaz Al-Adady LilQuran Alkarim" (Kemukjizatan dari segi bilangan dalam Quran) yang terdiri dari tiga jilid,mengemukakan sekian banyak contoh tentang keseimbangan jumlah kata-kata dalam Quran. Semua keajaiban itu menunjukkan bukti bahwa ada kekuatan yang mahadahsyat yang melebihi kekuatan manusia., yaitu Allah.
Berikut rangkuman/ ringkasan dari hasil penelitiannya tersebut, dimana pembaca bisa membuktikan sendiri secara tepat dengan merujuk pada Kashful-ul-Ayat dari Quran :
A. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan 'Antonimnya' (lawan kata) :
1. Kata 'Hayat' (Hidup) dan 'Maut' (Mati) masing-masing ditemukan sebanyak 145 kali.
2. Kata 'Al Nafa'a' (Manfaat) dan 'Al Madharrat' (Madharrat) masing-masing sebanyak 50 kali.
3. Kata 'Al Har' (Panas) dan 'Al Bardu' (Dingin) masing-masing sebanyak 4 kali.
4. Kata 'As Sholiha' (Kebajikan) dan 'As Sayah'(Keburukan) masing-masing sebanyak 167 kali.
5. Kata 'At Thoma'ninah' (Kelapangan/ Ketenangan) dan 'Adduk' (Kesempitan/ Kekesalan) masing-masing sebanyak 13 kali.
6. Kata 'Arrobat' (Cemas/ Takut) dan 'Arrogho' (Harap/Ingin) masing-masing sebanyak 8 kali.
7. Kata 'Al Kafir' (Kafir) dan 'Al Iman' (Iman) dalam bentuk difinite masing-masing sebanyak 8 kali, sedang dalam bentuk indifinite masing-masing sebanyak 17 kali.
8. Kata 'As Shufah' (Musim Panas) dan 'As Syata' (Musim Dingin) masing-masing sebanyak 1 kali.
9. Kata 'Dunya' (Dunia) dan 'Akherat' (Hari Kemudian) masing-masing sebanyak 115 kali.
10. Kata Setan dan Malaikat masing-masing sebanyak 88 kali.
B. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan 'Sinonimnya' (makna yg dikandungnya):
1. Kata 'Al Harot' dan 'An Naro'at' (Membajak/ Bertani) masing-masing sebanyak 14 kali.
2. Kata 'Al Ajaba' dan 'An Ghororoh' (Membanggakan Diri/ Angkuh) masing-masing sebanyak 27 kali.
3. Kata (Orang Sesat/ Mati Jiwanya) masing-masing sebanyak 17 kali.
4. Kata (Quran, Wahyu, dan Islam, ) masing-masing sebanyak 70 kali.
5. Kata (Akal dan Cahaya) masing-masing sebanyak 49 kali.
6. Kata (Nyata) masing-masing sebanyak 16 kali.
C. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata yang menunjuk pada akibatnya :
1. Kata (Menafkahkan) dengan (Kerelaan) masing-masing sebanyak 73 kali.
2. Kata (Kekikiran) dan (Penyesalan) masing-masing sebanyak 12 kali.
3. Kata (Orang-orang kafir) dan (Neraka/ Pembakaran)) masing-masing sebanyak 154 kali.
4. Kata (Zakat/ Pensucian) dan (Kebajikan yang banyak) ) masing-masing sebanyak 32 kali.
5. Kata (Kekejian) dan (Murka) ) masing-masing sebanyak 26 kali.
6. Kata 'Al Rijs' (Godaan Syaithan dan Najis) dan 'Al Rejz' (Siksa yang pedih) masing-masing sebanyak 10 kali.
7. Kata 'Ilm' (Mengetahui), 'Ma'rifat' (Pengenalan Allah), dan 'Iman'Keyakinan) masing-masing sebanyak 811 kali.
Ini menunjukkan bahwa melalui pengenalan kepada Allah dapat menghantarkan pada keyakinan yang teguh.
D. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya :
1. Kata (Pemborosan) dan (Ketergesa-gesaan) masing-masing sebanyak 23 kali.
2. Kata (Nasehat/ Petuah) dan (Lidah) masing-masing sebanyak 25 kali.
3. Kata (Tawanan) dan (Perang) ) masing-masing sebanyak 6 kali.
4. Kata (Kedamaian) dan (Kebajikan) ) masing-masing sebanyak 60 kali.
E. Keseimbangan Khusus
1. Kata 'Yaum' (Hari) dalam bentuk tunggal ditemukan sebanyak 365 kali, sama dengan jumlah hari dalam setahun.
2. Kata 'Yaam' dan 'Yaumin' (Hari-hari) dalam bentuk jamak, jumlah keseluruhannya ditemukan sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam sebulan.
3. Kata 'Syahr' (Bulan) ditemukan sebanyak 12 kali, sama dengan 12 bulan dalam setahun.
4. Kata 'Asbat' (Dua belas sahabat Nabi Musa) dan 'Hawariun' (Dua belas sahabat Nabi Isa) masing-masing ditemukan sebanyak 5 kali.
5. Kata-kata yang menunjuk pada utusan Tuhan, yaitu (Rasul), (Nabi), (Pembawa Berita Gembira), dan (Pemberi Peringatan) keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama Nabi, Rasul, Pembawa Berita tersebut, yakni 518 juga.
6. Dalam Quran terdapat 7 (tujuh) ayat yang memberi penjelasan tentang langit ada 'tujuh', dan 7 (tujuh) ayat pula yang menjelaskan terciptanya langit dan Bumi dalam 'enam' tahap.
ini hanyalah sebagian dari kemukjizatan yang terkandung dalam al-quran. masih banyak sekali mukjizatan lainnya. maha suci Allah atas segala keagunganNya.
Rabu, 19 Januari 2011
KESEIMBANGAN JUMLAH KATA DALAM QURAN
Diposting oleh
Unknown
di
10.12
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Label:
Mukjizat al-Qur'an
Selasa, 18 Januari 2011
Cermin Pengorbanan
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
(Ash-Shaffat : 102)
Begitulah salah satu bunyi ayat dalam Al-Quran yang mengisahkan seorang anak dan bapak yang bertaqwa kepada Allah SWT. Dialah nabi Ismail dan Ibrahim. Dalam kisahnya bahwa nabi ibrahim adalah nabi yang sabar dalam menghadapi ketentuan Allah SWT, yang terjadi padanya. Setelah sekian tahun lamanya beliau menikah dengan istri pertamanya yaitu siti sarah namun, beliau belum juga mendapatkan seorang anak sebagai penerus dalam menjalankan dakwahnya menegakkan agama Allah (li’ilaikalimatillah).
Singkatnya, memang Allah SWT telah mentaqdirkan akan lahir seorang anak yang patuh dan taat kepada perintah Allah serta menjalankan ketentuanNya. Maka dengan izinNya lah lahir seorang bayi laki-laki bernama Ismail. Anak ini (Ismail) bukanlah hasil pernikahannya dengan siti sarah namun, merupakan hasil pernikahannya dengan wanita lain yang tidak lain merupakan seorang budak yaitu siti hajar yang dia (ibrahim) menikah dengannya atas izin siti sarah yang merasa belum dapat membahagiakan ibrahim dengan seorang anak.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
(Ash-Shaffat : 102)
Begitulah salah satu bunyi ayat dalam Al-Quran yang mengisahkan seorang anak dan bapak yang bertaqwa kepada Allah SWT. Dialah nabi Ismail dan Ibrahim. Dalam kisahnya bahwa nabi ibrahim adalah nabi yang sabar dalam menghadapi ketentuan Allah SWT, yang terjadi padanya. Setelah sekian tahun lamanya beliau menikah dengan istri pertamanya yaitu siti sarah namun, beliau belum juga mendapatkan seorang anak sebagai penerus dalam menjalankan dakwahnya menegakkan agama Allah (li’ilaikalimatillah).
Singkatnya, memang Allah SWT telah mentaqdirkan akan lahir seorang anak yang patuh dan taat kepada perintah Allah serta menjalankan ketentuanNya. Maka dengan izinNya lah lahir seorang bayi laki-laki bernama Ismail. Anak ini (Ismail) bukanlah hasil pernikahannya dengan siti sarah namun, merupakan hasil pernikahannya dengan wanita lain yang tidak lain merupakan seorang budak yaitu siti hajar yang dia (ibrahim) menikah dengannya atas izin siti sarah yang merasa belum dapat membahagiakan ibrahim dengan seorang anak.
Diposting oleh
Unknown
di
09.48
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Label:
Muhasabah
Doa akhir dan Awal Tahun
Beberapa hari yang lalu kita telah memasuki Tahun Baru Islam 1431 Hijriah. Dan beberapa hari kemudian kita pula akan memasuki tahun baru masehi 2011. Jarang kita menemukan momen dua tahun baru yang berdekatan waktunya yaitu tahun baru hijriah dan masehi.
Namun, yang menjadi pertanyaan besar pada diri kita masing-masing, apakah kita telah melaksanakan sesuatu hal yang bernilai positif yang menggelora bagi kita pribadi maupun orang lain ataupun sebaliknya. Nah, tentunya apa yang kita kerjakan dan itu bernilai positif perlu kita budidayakan serta lestarikan pada diri kita. Sedangkan yang bersifat negatif mulai sedini mungkin untuk me-erase-nya.
Para shalihin, biasanya pula membaca doa yang bwah ketika hendak meninggalkan atau memasuki gerbang lembaran tahun baru islam dan tidak ada salahnya pula kita ketika tahun baru masehi. Dengan harapan, nantinya Allah senantiasa merahmati, membimbing, serta meridho kita
Doa Akhir Tahun
dengan doa ini kita memohon ketika kita akan mengakhiri perjalanan tahun yang akan ditinggalkan ini akan mendapatkan ampunan dari Allah Swt. atas perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh-Nya, dan apabila dalam tahun yang akan ditinggalkannya itu ada perbuatan-perbuatan yang diridhai oleh Allah Swt yang kita kerjakan, maka semoga amal shaleh tersebut diterima oleh Allah Swt.
Namun, yang menjadi pertanyaan besar pada diri kita masing-masing, apakah kita telah melaksanakan sesuatu hal yang bernilai positif yang menggelora bagi kita pribadi maupun orang lain ataupun sebaliknya. Nah, tentunya apa yang kita kerjakan dan itu bernilai positif perlu kita budidayakan serta lestarikan pada diri kita. Sedangkan yang bersifat negatif mulai sedini mungkin untuk me-erase-nya.
Para shalihin, biasanya pula membaca doa yang bwah ketika hendak meninggalkan atau memasuki gerbang lembaran tahun baru islam dan tidak ada salahnya pula kita ketika tahun baru masehi. Dengan harapan, nantinya Allah senantiasa merahmati, membimbing, serta meridho kita
Doa Akhir Tahun
dengan doa ini kita memohon ketika kita akan mengakhiri perjalanan tahun yang akan ditinggalkan ini akan mendapatkan ampunan dari Allah Swt. atas perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh-Nya, dan apabila dalam tahun yang akan ditinggalkannya itu ada perbuatan-perbuatan yang diridhai oleh Allah Swt yang kita kerjakan, maka semoga amal shaleh tersebut diterima oleh Allah Swt.
Diposting oleh
Unknown
di
09.45
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Label:
Doa
Tidur (mati Sejenak)
Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu dari aktifitas rutin kita adalah tidur yang merupakan salah satu kebutuhan primer. Tidur adalah “keadaan berhenti atau mengasuhnya badan dan kesadaran”. Demikian penjelasan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Namun, jangan jadikan hidup kita hanya untuk satu hal itu yaitu Tidur.
Didalam islam itu sendiri, etika-etika tidur pun dijelaskan oleh Rasulullah SAW, bagaimana hendaknya seseorang melakukan ritual tidurnya yang islami. diantara etika tersebut ialah :
1. Tidur Dalam Keadaan Suci
Maksudnya yaitu dalam keadaan berwudlu. Maka disunnahkan apabila hendak tidur untuk mengambil air wudlu terlebih dahulu. Rasulullah SAW bersabda,
“barang siapa yang pergi ke tempat tidurnya dalam keadaan suci seraya menyebut Allah Yang Mahamulia dan Agung higga dikalahkan oleh rasa kantuk, maka tidak telewatkan sesaat pun sepanjang malam jika dia meminta kebaikan dunia dan akhirat kepadNya, melainkan pasti akan diberi”. (HRAt. Tirmidzi dan Ibnu As-Sunni)
Didalam islam itu sendiri, etika-etika tidur pun dijelaskan oleh Rasulullah SAW, bagaimana hendaknya seseorang melakukan ritual tidurnya yang islami. diantara etika tersebut ialah :
1. Tidur Dalam Keadaan Suci
Maksudnya yaitu dalam keadaan berwudlu. Maka disunnahkan apabila hendak tidur untuk mengambil air wudlu terlebih dahulu. Rasulullah SAW bersabda,
“barang siapa yang pergi ke tempat tidurnya dalam keadaan suci seraya menyebut Allah Yang Mahamulia dan Agung higga dikalahkan oleh rasa kantuk, maka tidak telewatkan sesaat pun sepanjang malam jika dia meminta kebaikan dunia dan akhirat kepadNya, melainkan pasti akan diberi”. (HRAt. Tirmidzi dan Ibnu As-Sunni)
Diposting oleh
Unknown
di
09.44
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Label:
Psikologi Keagamaan
Muhasabah dari Bencana
(155) Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(156) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (157) Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang Sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(Q.S. Al-Baqoroh (2) : 155-157)
Akhir-akhir ini bangsa indonesia ditimpa berbagai bencana. Mulai dari kecelakaan kereta api, tsunami di mentawai, gunung merapi sampai Status gunung krakatau yang meningkat dan lain sebagainya. Tentu, ini merupakan teguran Allah SWT kepada umat manusia agar lebih meningkatkan dan giat dalam rangka taqorrub ila Allah (mendekatkan diri kepada Allah). Dari firman Allah SWT diatas, secara gamblang Allah SWT menjelaskan bahwa Allah SWT pasti menguji hambaNya dengan beberapa macam ujian. Diantara ujian tersebut ialah dengan rasa ketakutan, kelaparan , kekurangan harta dan bahan makanan dan lain sebagainya.
Penurunan Ujian dari Allah SWT ini pula dimaksudkan untuk menguji dan mengetahui hambaNya, mana dari hambaNya yang istiqamah dalam menerima ujian dari Allah dan mana yang tidak dapat menerima ujian tersebut. Orang-orang yang beristiqamah dalam menerima ujian ini akan selalu mengambil Ibroh (pelajaran) dari segala kejadian yang ada baik suka maupun duka wa bilkhusus dalam keadaan duka. Karena hal yang tersulit ialah dalam keadan duka, kemudian mampu menjadikan keadaan duka tersebut menjadi tolak ukur dalam proses menjadi insan kamil (manusia yang sempuna), disamping itu pula, lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta. Adapun orang yang tidak dapat beristiqamah akan ujian itu akan selalu memandang negatif kepada Allah SWT, akan selalu mengeluh dan berputus asa. Karena pada dasarnya menurut al-Qur’an sifat manusia ialah apabila diberi kenikmatan lupa dan apabila diberi sedikit kesedihan atau ujian maka akan berkeluh kesah.
(Q.S. Al-Baqoroh (2) : 155-157)
Akhir-akhir ini bangsa indonesia ditimpa berbagai bencana. Mulai dari kecelakaan kereta api, tsunami di mentawai, gunung merapi sampai Status gunung krakatau yang meningkat dan lain sebagainya. Tentu, ini merupakan teguran Allah SWT kepada umat manusia agar lebih meningkatkan dan giat dalam rangka taqorrub ila Allah (mendekatkan diri kepada Allah). Dari firman Allah SWT diatas, secara gamblang Allah SWT menjelaskan bahwa Allah SWT pasti menguji hambaNya dengan beberapa macam ujian. Diantara ujian tersebut ialah dengan rasa ketakutan, kelaparan , kekurangan harta dan bahan makanan dan lain sebagainya.
Penurunan Ujian dari Allah SWT ini pula dimaksudkan untuk menguji dan mengetahui hambaNya, mana dari hambaNya yang istiqamah dalam menerima ujian dari Allah dan mana yang tidak dapat menerima ujian tersebut. Orang-orang yang beristiqamah dalam menerima ujian ini akan selalu mengambil Ibroh (pelajaran) dari segala kejadian yang ada baik suka maupun duka wa bilkhusus dalam keadaan duka. Karena hal yang tersulit ialah dalam keadan duka, kemudian mampu menjadikan keadaan duka tersebut menjadi tolak ukur dalam proses menjadi insan kamil (manusia yang sempuna), disamping itu pula, lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta. Adapun orang yang tidak dapat beristiqamah akan ujian itu akan selalu memandang negatif kepada Allah SWT, akan selalu mengeluh dan berputus asa. Karena pada dasarnya menurut al-Qur’an sifat manusia ialah apabila diberi kenikmatan lupa dan apabila diberi sedikit kesedihan atau ujian maka akan berkeluh kesah.
Diposting oleh
Unknown
di
09.10
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Label:
Muhasabah
Tahun Baru Hijriah 1432 H, Menuju Perubahan
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Q.S. Al-Hasyr [59] : 18)
Tak ada kata yang pantas terucap melainkan kata syukur yang agung atas perkenankanNya kepada kita untuk menghirup udara segar di tahun baru islam 1432 H. Setiap kali kita memasuki tahun baru islam, kita seharusnya memiliki semangat baru untuk merancang bagaimana menata kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Setumpu harapan besar tentunya tertanam dalam diri masing-masing supaya tahun ini lebih akan membawa kita pada perubahan positif yang signifikan. Perubahan itu hendaknya dan memang seharusnya menjadi yang lebih baik bukan sebaliknya malah menjadi lebih buruk. Namun, apabila perubahan tersebut mengarah ke sisi yang lebih buruk, maka ia adalah termasuk golongan orang yang merugi. Sebagaimana hal ini disinggung Rasulullah SAW “ Barang siapa harinya lebih baik dari hari kemarin maka ia termasuk golongan yang beruntung, barang siapa yang harinya sama dengan hari kemarin maka ia termasuk golongan yang merugi, dan barang siapa yang harinya lebih buruk dari hari kemarin maka termasuk dalam golongan yang dilaknati.
(Q.S. Al-Hasyr [59] : 18)
Tak ada kata yang pantas terucap melainkan kata syukur yang agung atas perkenankanNya kepada kita untuk menghirup udara segar di tahun baru islam 1432 H. Setiap kali kita memasuki tahun baru islam, kita seharusnya memiliki semangat baru untuk merancang bagaimana menata kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Setumpu harapan besar tentunya tertanam dalam diri masing-masing supaya tahun ini lebih akan membawa kita pada perubahan positif yang signifikan. Perubahan itu hendaknya dan memang seharusnya menjadi yang lebih baik bukan sebaliknya malah menjadi lebih buruk. Namun, apabila perubahan tersebut mengarah ke sisi yang lebih buruk, maka ia adalah termasuk golongan orang yang merugi. Sebagaimana hal ini disinggung Rasulullah SAW “ Barang siapa harinya lebih baik dari hari kemarin maka ia termasuk golongan yang beruntung, barang siapa yang harinya sama dengan hari kemarin maka ia termasuk golongan yang merugi, dan barang siapa yang harinya lebih buruk dari hari kemarin maka termasuk dalam golongan yang dilaknati.
Diposting oleh
Unknown
di
08.50
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Label:
Muhasabah