Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
(al-Baqarah [2] : 183)
Harapan tahun lalu supaya dipertemukan tamu kebesaran nan agung, bulan yang penuh berkah ini telah terwujud oleh karena rahmat dari sang Pengasih. Akan tetap menjadi harapan yang sama bagi kita sebagai seorang Muslim untuk dapat dipertemukan pada ramadhan-ramadhan berikutnya yang mempunyai banyak keutamaan-keutamaan di dalamnya. Maka sungguh merugilah bagi seseorang yang tidak dapat memaksimalkan ibadahnya pada bulan ramadhan ini seperti puasa, tadarrus al-Quran, Qiyamul Lail, Sedekah, Silaturahmi dan lainya. Sebab pada bulan ini manusia diberi kesempatan emas untuk kembali membersihkan kotoran-kotoran jiwa yang selama ini melekat dan untuk meningkatkan rasa spiritualnya. Disinggung dalam suatu hadis nabi pernah bersabda bahwasannya “kecewa dan merugi orang yang berkempatan hidup pada bulan Ramadhan tetapi tidak terampuni dosanya.” (HR. Ahmad). Amalan-amalan yang bernilai sunnah diluar bulan Ramadhan akan bernilai seperti wajib ketika dilaksanakan pada bulan tersebut, sedangkan yang bernilai wajib akan lebih berlipat-lipat ganda. Maka, konsep fastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan) pada bulan ini menjadi begitu berarti.