إنَّــمَــا المُؤمِنُــوْنَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُــوْا بَيـْـنَ أَخَوَيْكُمْ ج وَاتَّقـُـو اللهَ لَعَّلَكُمْ تُرْحَمُـــوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara saudara-saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”
(QS. Al-Hujarāt [49] : 10)
Paling tidak, dimulai sejak abad ke-21 ini,
masyarakat dunia termasuk umat Islam dihadapkan dengan tantangan dan perubahan
sosial yang sangat luar biasa. Bahkan, bagi sebagian kita, hal ini menjadi
momok dan ancaman serius yang dapat menimbulkan krisis, segresi, disintegrasi
dan lain sebagainya. Tentunya hal tersebut akan terjadi jika kita tidak
memiliki pegangan dan dasar yang kuat dalam berbagai hal, khususnya dalam hal
agama (iman).
Iman menjadi dasar yang paling ampuh dalam
memproteksi diri dari setiap problem kehidupan yang dihadapi. Karenanya, iman
menjadi inti dari seorang muslim. Namun demikian, tidak cukup sampai disitu
saja. Berulangkali, Allah sebutkan dalam al-Quran bahwa iman belum bermakna
sebelum seseorang tersebut merealisasikan atau mempresentasikan dalam bentuk
amal shaleh. Amal shaleh merupakan pengejawantahan iman. Maka, mungkin tidak
berlebihan jika diibaratkan iman dan amal seperti sepasang suami istri yang
saling membutuhkan dan saling melengkapi.