skip to main | skip to sidebar

Media Iqbal Zen

Teruslah Berpuasa hingga Tuhanmu Menyuruhmu Berbuka

Pages

  • Beranda
  • Google Scholar
  • Arsip

Senin, 16 Mei 2011

RAMAH, PEREDAM AMARAH



Keramahan itu menyenangkan, tidak hanya bagi orang lain yang melihatny,tapi juga bagi diri kita. Keramahan akan menambah energi diri dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Ada sebuah kisah yang menarik dalam buku Kecerdasan Emosi. Dikisahkan ada seorang pemabuk yang ingi berbuat onar di dalam kereta api. Kebetulan dalam kereta tersebut terdapat seorang ahli bela diri yang sangat terlatih. Di benak ahli bela diri tersebut sudah terbayang pukulan seperti apa yang bisa merobohkan si pemabuk tersebut. Ia hampir saja melayangkan pukulan, saat si pemabuk sudah mulai mengganggu seorang ibu yang sedang menggendong bayinya.
Tiba- tiba datang seorang tua menghampiri si pemabuk,orang tua itu menyapanya dengan penuh hormat dan penuh keramahan, saat si pemabuk menghardiknya, ia pun tetap menjawab dengan ramah serta sikap terbaik.

Yang menarik, kemarahan si pemabuk perlahan- lahan mereda. Bahkan di salah satu stasiun si pemabuk ikut turun bersama si kakek. Saat  kereta bergerak lagi, tampak dari jendela, si pemabuk yang berbadan besar dan kekar itu dudduk bersimpuh di samping kakek yang bijak tersebut
Demikianlah jika batu dibenturkan dengan batu lagi, niscaya salah satu atau keduanya akan ada yang terbelah. Akan tetapi , jiak batu dibenturkan dengan tanah liat. Niscaya batu itu akan menjadi lengketdan menyatu dengan tanah liat.
Di dalam Al-Qur’an terdpat rumusan untuk menaklukkan hati, yaitu dengan bersikap llembut dan penuh kasih sayang, Allah SWT berfirman, “ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan Hikmah dan pelajaran yang baik. Sesungguhnya Allah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS An-Nahl [16]: 125).
Kita bisa merasakan bila sedang kesal atau marah, lalu berjumpa dengan orang yang bijaksana. Baru menatap wajahnya yang jernih dan cerah saja , hati kita sudah merasa sejuk. Belum lagi perhatian yang tulus serta keramahan dan tutur katanya yang berbobot. Sikap ini efektif meredam emosi kita. Bahkan mungkin saja kita akan berubah pikiran dan menyesali perbuatan yang sebelumnya kita anggap benar.
Sahabat, ternyata biang kesusahan itu tidak terletak pada masalah yang sedang dihadapi. Namun terletak pada sikap kita ketika menghadapi masalah tersebut. Sikap emosional tidak dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Sebaliknya ia akan memperberat masalaj yang dihadapi.
Sikap emosional sebenarnya berakar pada pribadi yang jauh dari kebeningan hati, akibaatnya, suasana hati akan lelah, tegang, dan jauh dari ketenangan serta kebahagiaan. Kondisi se[perti ini jelas akan berpengaruh pada perilaku. Mengapa ? Reaksi apapun yang kita tampilkan, tidak akan jauh darii suasana hati.
Karena itu, cobalah untuk menghadapi hidup ini dengan penuh semangat. Tunjukkan selalu wajah yang cerah dan jernih. Tersenyumlah dengan wajar dan tulus. Temuilah orang lain dengan sikap yang sopan , dan santun, dan sapalah mereka dengan keramahan dan pengormatan. Bila demikian, niscaya kita akan menemukan bahwa beban yang selama ini menghipit hati, akan terasa lebih jauh lebih ringan dan lapang.
Selain itu, semangat untuk menghadapi persoalanpun akan berlipat ganda. Terlebih bila orang lain membalas keramahan kita. Semua itu akan menjadi tambahan energi dalam menghadapi berbagai masalah yang menghadang.
Keramahan itu menyenangkan. Tidak hanya bagi orang lain yang melihatnya, tetapi juga bagi diri kita. Bukankah kita menginginkan kebahagiaan dalam hidup ? Maka, marilah kita mulai dari sikap yagn palng murah dan ringan, tetapi cepat dirasakan hasilnya.
Selamat berbahagia bagi siapapun yang bisa bersikap ramah, sekalipun terhadap orang yang berbuat tidak baik kepadanya. Wallahu a’lam bish-shawab
     
Diposting oleh Unknown di 21.16 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Akhlak

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Mengenai Saya

Foto saya
Iqbal Zen
Muhammad Iqbal Juliansyahzen. Mengabdi sebagai seorang dosen tetap (PNS) di IAIN Purwokerto. Senang sekali bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan. Menulis sebagai ikhtiar merawat akal (hifz al-'aql). Selamat membaca
Lihat profil lengkapku

Menu kami

  • Akhlak (6)
  • Anekdot (10)
  • Doa (3)
  • Ekonomi (1)
  • Falak (3)
  • Hadis (1)
  • Kajian Fiqih (17)
  • Kajian Keislaman (8)
  • Kisah (3)
  • Lyrics (3)
  • Makalah (10)
  • Motivasi (9)
  • Muhasabah (38)
  • Mukjizat al-Qur'an (1)
  • Peradilan (1)
  • Psikologi Keagamaan (16)
  • Sosial Humaniora (5)
  • Student Exchange (16)
  • Studi Islam (2)
  • Ulasan (2)
Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Tulisan

  • ►  2020 (8)
    • ►  September (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2017 (9)
    • ►  Agustus (7)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (7)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (4)
  • ►  2015 (1)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2014 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (42)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (16)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2012 (44)
    • ►  Oktober (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (16)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (13)
  • ▼  2011 (28)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ▼  Mei (1)
      • RAMAH, PEREDAM AMARAH
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (10)
    • ►  Januari (6)

Pengikut

 
Copyright (c) 2010 Media Iqbal Zen. Designed for Video Games
Download Christmas photos, Public Liability Insurance, Premium Themes