Oleh : Iqbal Zen
Setelah panggilan adzan terdengar, aku sengajakan mampir ke salah satu
kamar teman saya. Ternyata ia sedang melepaskan penatnya mungkin, ya dengan
bermain game. Ketika itu aku mencoba mengajaknya untuk pergi ke masjid
bersama-sama. Bukan jawaban yang kuharapkan yaitu “Iya mas, yuk kita
berangkat bareng” tetapi “iya mas, saya dengar nanti kalau sudah iqamat
aku berangkat ko mas”.
Ya sudah, kewajiban mengajak sudah kita sampaikan. Dari kamar lainnya, ada
senior yang juga hendak pergi ke masjid.
Sambil berjalan bersama ke masjid, ia memberikanku wejangan (baca:
nasehat). “Bahwa dalam kehidupan ini, manusia dipanggil oleh Yang Maha Kuasa
sebanyak tiga kali yaitu Pertama, panggilan untuk mengerjakan shalat, kedua,
panggilan untuk menunaikan ibadah haji, dan terakhir, panggilan untuk
kembali kepadaNya (habis kontrak hidup).” Begitu pungkasnya singkat.
Yuk kita lihat satu per satu, panggilan pertama mungkin kita sering
menawar bahkan sering menganggap remeh panggilan tersebut, padahal kita tidak
dalam kondisi yang sangat mendesak. Kita punya banyak waktu luang. Tidak butuh
waktu lama untuk memenuhi panggilan yang pertama ini.
Analogi sederhana yang mungkin dapat kita jadikan renungan. Suatu ketika
kita butuh dana besar untuk mengadakan acara atau mungkin punya suatu proyek
hingga kita mesti mengajukan proposal. Nah, pada saat proposal itu ‘cair’.
Kita malah tidak mengambilnya. Atau mungkin ada orang yang hendak menyumbang untuk
acara kita misal pak gubernur. Pada saat pak gubernur datang ke rumah kita untuk memberikannya,
kita malah menyuruh untuk menunggu di depan pintu. Padahal sebernanya yang
butuh siapa?
Terus, panggilan yang kedua. Panggilan ini bersifat perintah kepada muslim
yang mampu saja. Baik jasmani, rohani maupun financial. Meski begitu, kita
berusaha untuk menjadikan diri kita tergolong sebagai muslim yang ‘mampu’. Bukan
malah menganggap diri kita ‘dhoif’ (lemah) sehingga panggilan itu gugur.
Sedangkan panggilan terakhir adalah panggilan yang tak mungkin seorang pun
abai. Yaitu panggilan menghadap Rabb pemilik segalanya. Setiap orang pasti memenuhi panggilan yang
terakhir. Tak ada tawar menawar. Mutlak. Tetapi, mungkin panggilan ini sengaja
dirahasiakan Allah untuk mengetes, bagaimana panggilan-panggilan sebelumnya
direspon. Dan panggilan ini adalah panggilan final.
Kalau setiap orang merespon panggilan pertama dan kedua sebagaimana
panggilan yang terakhir maka InsyaAllah ia termasuk golongan yang beruntung. Mudah-mudahan kita selalu dibimbing, diberi hidayahNya untuk berada dalam jalan yang lurus. amin.
Terakhir, terima kasih kepada mas Nur Haris Ali (@harisnurali) as my
senior in everything atas nasehat singkat tetapi sangat berharga. Jazakumullah.
Pesantren UII, 18 Novermer 2013.
Ngobrol lebih banyak bisa follow @iqbal_zen
Salam ukhuwah,
0 komentar:
Posting Komentar