skip to main | skip to sidebar

Media Iqbal Zen

Teruslah Berpuasa hingga Tuhanmu Menyuruhmu Berbuka

Pages

  • Beranda
  • Google Scholar
  • Arsip

Jumat, 27 Desember 2013

NIKMATNYA HIDUP SEBAGAI SEORANG MUSLIM


Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
(Q.S. An-Nahl [16] : 97)

            Rasa-rasanya tidak ada nikmat yang paling agung melainkan kekuatan iman yang selalu melekat pada diri seorang manusia. Bagaimana tidak, dalam agama Islam eksistensi diri seorang manusia sangatlah dihargai dan dijunjung tinggi. Setiap manusia diberikan haknya masing-masing untuk menikmati hidup dan berkembang tanpa adanya diskriminasi. Perlakuan yang sama tanpa perbedaan jenis kelamin, ras, suku dan bangsa asal mereka melakukan amal sholih, yang membedakan di antara mereka adalah ketaqwaannya. 
            Dalam Islam, manusia disebut-sebut sebagai “ahsanu taqwim” sebaik-baik penciptaan. Artinya,ini menunjukan bahwa derajat manusia menempati nomor wahid dalam jajaran makhluk ciptaan Allah di muka bumi. Akan tetapi, untuk dapat mempertahankan predikat itu, manusia wajib mempunyai password atau PIN-nya. Apa itu? Iman dan Amal Sholih. Jika Iman sudah melekat pada diri manusia dan disertai dengan amal yang sholih maka predikat itu akan selalu melekat pada diri manusia dan bisa jadi ia akan lebih mulia dari malaikat. Padahal malaikat dalam al-Quran disebut sebagai makhluk yang tidak pernah berbuat maksiat kepada Allah dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
            Namun, yang perlu diperhatikan adalah manakala dua kunci itu hilang dan kabur dari manusia maka bisa jadi ia akan lebih buruk dari Syaitan. Na’udzubillah. Maka, untuk terus memupuk dan mempertahakannya kita harus menyadari bersama bahwa hakikat penciptaan manusia di dunia ini adalah untuk beribadah, menghamba kepadaNya semata.

Hakikat Ibadah

            Para ulama memberikan definisi agama Islam dengan sederhana yaitu “seperangkat peraturan Tuhan yang ditujukan untuk memandu makhluk-makhluk Tuhan yang mempunyai akal sempurna yaitu manusia untuk mendapatkan kebahagian hidup di dunia yang fana’ dan kesejahteraan di akhirat yang kekal”. Dari definisi itu jelas bahwa segala macam ritual ibadah itu sejatinya kembali untuk kebaikan dan kemaslahatan kita sendiri, bukan untuk Allah SWT. Karena Allah SWT akan tetap sebagai Tuhan Semesta Alam meskipun penduduk seisi bumi ini tidak menyembah kepadaNya.
            Ketika Allah memerintah kita untuk menunaikan shalat bukan berarti Allah SWT menginginkan kita supaya lelah, karena Allah berkuasa untuk membuat kita menjadi lelah, lesu, lunglai, lemah tak berdaya meski kita tidak mendirikan shalat. Begitu juga ketika Allah memerintahkan kita untuk membayar zakat, bukan berarti Ia menghendaki kita untuk jatuh miskin, karena Ia juga berkuasa untuk menjadikan kita miskin meskipun kita tidak membayar zakat. Dalam ibadah puasa, bukan berarti supaya kita lantas menjadi sakit perut, karena Allah SWT berkuasa untuk menjadikan kita sakit perut meskipun kita tidak berpuasa. Sehingga, segala bentuk ibadah itu hakikatnya kembali ke hamba tersebut.
            Jadi, tidak ada satu ritual ibadah pun yang kemudian bersifat siksaan untuk seorang hamba, begitu juga tidak ada ibadah yang bersifat hiburan untuk Allah SWT. Dia tidak butuh hiburan dalam bentuk manusia melakukan ibadah. Hanya saja Dia sangat senang manakala seorang hamba tersebut mengabdi dan menghamba hanya kepadaNya. Ketauhidan manusia yang murni untuk beribadah kepadaNya-lah yang nantinya akan diganjar dengan lipatan-lipatan pahala yang telah dijanjikan. 

Hindari Sifat Menyepelekan

            Hakikatnya segala macam amal baik manusia ketika didasari oleh ketulusan niat yang baik pula akan bernilai sebagai Ibadah. Ibadah tidak hanya dimaknai dengan sangat rigid dengan segala macam ritual yang berada di masjid an sich, tetapi ibadah tidak mengenal batas ruang. Di mana pun seorang hamba berbuat baik dan sholih maka tercatat sebagai amalan ibadah meskipun amal tersebut termasuk dalam kategori amal dunia. 
            Dikisahkan dalam salah satu riwayat, suatu ketika ada seorang pemuda yang sedang mengembara. Dalam perjalanan itu, pemuda tersebut merasakan haus yang sangat luar biasa. Ia kemudian menemukan sebuah sumur yang jernih. Tanpa pikir panjang, ia kemudian turun ke sumur itu untuk menghilangkan rasa hausnya. Setelah hilang hausnya, ia pun kembali naik ke permukaan. Ketika sudah sampai di permukaan, ia  mendapati ada seekor anjing yang juga kehausan. Akhirnya, ia kembali turun ke sumur tadi dan mengambil air dengan menggunakan sepatunya, setelah sepatunya terisi air, kemudian menggigit sepatunya hingga ke permukaan dan meminumkannya ke anjing. Dari kejadian itu, Allah kemudian mengampuni dosa pemuda tersebut. 
            Dari kisah di atas, perlu kita ambil hikmahnya bahwa memberi minum kepada seekor hewan yang dalam kajian fiqh digolongkan termasuk kategori najis mughaladzah (najis berat) dapat bernilai ibadah dan menjadikan orang yang melakukannya mendapatkan ampunanNya, apalagi kepada sesama manusia yang membutuhkan. Allah akan selalu bersama orang yang selalu membantu terhadap sesamanya. Sekecil apapun amal perbuatan manusia dapat bernilai ibadah di sisi Allah ketika didasari atas niatan yang baik.      
            Sama halnya dengan kebaikan, keburukan meskipun sekecil apapun haruslah diperhatikan. Dalam salah satu riwayat disebutkan ada seorang wanita yang taat beribadah, akan tetapi terdapat kesalahan yang menurutnya tidak besar dan mengabaikannya sehingga ia menerima siksaan, dalam riwayat ia memelihara seekor kucing dan akhirnya mati karena tidak diperlakukan sebagaimana mestinya. Kucing itu hanya hidup dalam kurungan tanpa adanya pemberian makan atau minum. Na’udzubillah. 
Keburukan yang kecil atau sedikit dapat menjadi besar apabila dibiarkan begitu saja. Pembiaran atas hal itu justru menimbulkan malapetaka yang akhirnya kembalinya kepada orang yang membiarkannya. Terdapat analogi sederhana, ketika anda diminta untuk mencari batu kecil-kecil yang beratnya andaikan 5 kg, dan di saat yang berbeda anda diminta untuk mencari batu besar yang juga seberat 5 kg. Ketika kemudian anda diminta untuk mengembalikan batu tersebut sesuai dengan letak di mana anda awalnya mengambilnya, mana yang lebih mudah anda kembalikan? Apakah batu besar atau kecil? 
            Secara logika, lebih mudah mengembalikan batu yang besar dibanding dengan batu kecil. Kesalahan besar (ibarat batu besar) ketika dimintai ampunan dengan sungguh-sungguh dan berjanji tidak mengulanginya pada waktu yang lain, maka ampunanNya-lah yang didapatkan, karena Allah SWT adalah Maha Pengampun. Ketundukan diri dan pengakuan atas diri yang telah berdosa itulah yang menjadikan Allah SWT senantiasa membuka pintu ampunan bagi siapa saja yang datang menghadap kepadaNya. 
            Oleh karena itu, dalam ajaran agama Islam, kita diajarkan untuk selalu memperbanyak bacaan istighfar. Terkadang kita tidak sadar bahwa kita sedang atau telah melakukan perbuatan dosa. Ketidaktahuan itulah yang terkadang luput untuk kita mintakan ampunan dariNya.
Islam itu Indah
            Islam dan seperangkat ajarannya itu semata-mata untuk kebaikan dan kemaslahatan hambaNya. Misal shalat, bila dikaji lebih mendalam setidaknya ada tiga dimensi yang terkandung di dalamnya. Yaitu spritual, medikal, dan sosial. Secara spritual orang yang menjalankannya dengan baik dan benar akan merasa lebih tenang selain mendapatkan pahala dan diampuni dosanya, sedangkan secara medikal ia akan merasakan kebugaran yang lebih dibanding orang yang tidak melaksanakannya, mengapa? Karena Allah yang menciptakan tubuh kita dan Dia juga yang paling paham struktur tubuh dan gerakan yang menjadikannya lebih baik.Serta secara sosial, relasi antar sesama akan terjalin lebih baik, sikap solidaritas-lah yang muncul bagi orang yang mendirikannya dengan baik dan benar. Kalau demikian adanya maka perdamaian bukanlah barang mahal yang sulit tercapai. Hidup ini akan selalu dalam ketentraman dan kebahagian dalam bingkai keberagaman. 
Islam memberikan porsi yang sesuai dengan kondisi zaman dan ruang. Itulah kemudian dikenal dengan istilah sholih li kulli zaman wal makan. Dengan dinamika hidup yang terus berkembang, Islam memberikan kemudahan-kemudahan bagi para pemeluknya dalam menjalankan syariat. Akan tetapi, dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan itu jangan kemudian dipermudah dan membuat kita lalai atas tujuan awal esensi syariat tersebut. 
Sebagai penutup, penulis ingin menyampaikan salah satu quote dari seorang teman yang mengatakan “jika wajah (harta, tahta, wanita) yang membuatmu jatuh cinta, bagaimana caramu mencintai Tuhan yang tak berupa?”. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala amal baik kita meski kecil dan mengampuni segala macam bentuk kesalahan dan kekhilafan kita. Amin. Hadânâllah wa iyyâkum ajmaîn.WaAllahu ‘alam []

M. Iqbal Zen
Mahasiswa Hukum Islam 2010
Santri Pon-Pes UII

Diterbitkan oleh Buletin Al-Rasikh Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia 
(http://alrasikh.uii.ac.id/2013/12/20/nikmatnya-hidup-sebagai-seorang-muslim/)


Diposting oleh Unknown di 21.49 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Motivasi

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Mengenai Saya

Foto saya
Iqbal Zen
Muhammad Iqbal Juliansyahzen. Mengabdi sebagai seorang dosen tetap (PNS) di IAIN Purwokerto. Senang sekali bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan. Menulis sebagai ikhtiar merawat akal (hifz al-'aql). Selamat membaca
Lihat profil lengkapku

Menu kami

  • Akhlak (6)
  • Anekdot (10)
  • Doa (3)
  • Ekonomi (1)
  • Falak (3)
  • Hadis (1)
  • Kajian Fiqih (17)
  • Kajian Keislaman (8)
  • Kisah (3)
  • Lyrics (3)
  • Makalah (10)
  • Motivasi (9)
  • Muhasabah (38)
  • Mukjizat al-Qur'an (1)
  • Peradilan (1)
  • Psikologi Keagamaan (16)
  • Sosial Humaniora (5)
  • Student Exchange (16)
  • Studi Islam (2)
  • Ulasan (2)
Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Tulisan

  • ►  2020 (8)
    • ►  September (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2017 (9)
    • ►  Agustus (7)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (7)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (4)
  • ►  2015 (1)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2014 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2013 (42)
    • ▼  Desember (2)
      • NIKMATNYA HIDUP SEBAGAI SEORANG MUSLIM
      • KUNCINYA ADALAH KEDEKATAN
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (16)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2012 (44)
    • ►  Oktober (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (16)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2011 (28)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (10)
    • ►  Januari (6)

Pengikut

 
Copyright (c) 2010 Media Iqbal Zen. Designed for Video Games
Download Christmas photos, Public Liability Insurance, Premium Themes