skip to main | skip to sidebar

Media Iqbal Zen

Teruslah Berpuasa hingga Tuhanmu Menyuruhmu Berbuka

Pages

  • Beranda
  • Google Scholar
  • Arsip

Selasa, 05 Juni 2012

RAJAB : MOMENTUM PENINGKATAN DIRI

Oleh : Iqbal Zen

اَللَّهُمَّ باَرِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْناَ رَمَضَانَ
"Ya Allah, berkahilah kami dibulan Rajab dan Sya'ban dan pertemukan kami dengan bulan Ramadhan." (HR Ahmad)

Saat ini kita telah memasuki sebuah bulan yang penuh dengan kemulian, keutamaan dan rahmat dari Allah swt yaitu Rajab. Bulan yang merupakan bulan ke tujuh pada hitungan kalender qamariyyah. Itu berarti bahwa bulan ini merupakan bulan persiapan guna menyambut bulan sya’ban dan Ramadhan. Bulan yang tepat untuk kembali mengintrospeksi diri terhadap kualitas ibadah kita. Kita telah mengetahui bersama bahwa orang yang beruntung adalah orang yang lebih baik dari hari kemarin dan orang yang merugi adalah orang yang hari demi harinya sama atau bahkan mengalami penurunan. lalu, Apakah selama ini ibadah kita lebih baik dari waktu ke waktu yang kemudian tergolong orang yang beruntung, atau malah sebaliknya termasuk orang yang merugi?   

Secara etimologis, Rajab mengandung makna “kebesaran” atau “kemuliaan”. Bulan Rajab berarti bulan yang mengandung peristiwa besar, dan sangat dimuliakan. Sekilas mengintip historis, dulu masyarakat arab baik sebelum dan sesudah Islam datang begitu membesarkan bulan ini dengan melarang terjadi peperangan dan pertumpahan darah. Hal tersebut yang kemudian oleh Rasulullah SAW, pun dipertahankan. Oleh sebab itu, bulan Rajab dikenal sebagai salah satu bulan yang masuk dalam golongan Al Asyhurûl Hurûm. Maksudnya,  bulan-bulan yang penuh dengan kemulian dan keutamaan serta dilarang peperangan. Bulan-bulan tersebut diantaranya adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Maka, Bulan ini hendaklah diisi dengan memperbanyak berbagai amalan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah swt.
Kita pula patut bersyukur bahwa dengan datangnya bulan Rajab berarti dua bulan yang akan datang adalah bulan Ramadhan. Bulan yang disiapkan Allah bagi manusia untuk menyucikan dirinya dari segala bentuk kesalahan yang telah diperbuat. Apabila kita umpamakan Ramadhan sebagai Istana yang besar dan megah, maka Rajab adalah pintu gerbangnya. Pintu yang nantinya akan membawa kita pada gemerlap suasana istana yang menakjubkan yang menawarkan ‘paket kenikmatan’ yang luar biasa. Atau, ibarat bercocok tanam, pada bulan ini adalah bulan untuk menanam benih, sya’ban bulan untuk menyirami dan pada akhirnya kita memanennya pada bulan Ramadhan.

Anjuran di Bulan Rajab
Diantara berbagai amalan yang dianjurkan pada bulan rajab adalah memperbanyak membaca istighfar sehingga rajab pula dikenal sebagai bulan istighfar (Syahrul Istighfâr). Disadari atau tidak, Manusia adalah makhluk yang tidak terbebaskan dari khilaf dan dosa. Terkadang tanpa kita sadari, kita telah melakukan kesalahan baik kecil atau besar. Hanya saja, kita sering menganggapnya sebagai angin lalu. Kita mengetahui bahwa kesalahan yang kecil pun jika itu dilakukan secara ‘intens’ pula akan berujung pada suatu nilai kesalahan yang besar. Maka, jalan yang ampuh untuk menghapusnya ialah dengan jalan tobat. Allah sebagai Dzat Pengampun tetap akan mengampuni segala kesalahan manusia yang mau bertobat, meminta ampun kepadaNya. Hal itulah yang utama, karena sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang yang mau mengakui kesalahan lalu bertaubat.
Istighfar merupakan salah satu cara untuk mendapatkan ampunan Allah swt atas segala bentuk kesalahan yang pernah kita perbuat. Di samping itu pula berusaha untuk tidak mengulanginya kembali. Keduanya mesti dilakukan secara bersamaan (antara perkataan dan perbuatan). Artinya, tidak sekadar melafadzkan kalimat istighfâr sahaja, tetapi perlu dimaknai dan diamalkan sesuai dengan perintah Allah.
Selain anjuran untuk memperbanyak membaca istighfar, dianjurkan pula untuk berpuasa. Dalam suatu riwayat bahwa puasa yang paling utama setelah puasa ramadhan adalah puasa pada bulan-bulan haram (Al Asyhurûl Hurûm). Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : “Seutama-utama puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan-bulan al-muharram (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan  Rajab). Senada dengan hal tersebut dalam kitab kifayatul akhyar (hal. 214) disebutkan bahwa puasa sunnah pada bulan-bulan haram disunnahkan setelah bulan ramadhan. Di antara keempat bulan itu yang paling utama untuk puasa adalah bulan al-muharram, kemudian Sya’ban. Namun menurut Syaikh Al-Rayani, bulan puasa yang utama setelah al-Muharram adalah Rajab.  
Sehingga jelas bahwa berpuasa pada bulan ini dan bulan-bulan haram sangatlah dianjurankan. Berbicara mengenai puasa, kembali kita mungkin bisa melihat perumpaan seekor kupu-kupu yang begitu indah. Awalnya ia hanyalah ulat yang kebanyakan orang menganggapnya sebagai makhkuk yang menjijikan, bau dan lain sebagainya. Namun, perlu diketahui bahwa ulat tersebut berpuasa sehingga kemudian ia ber-metamorfosis sehingga menjadi kupu-kupu yang ‘sedap’ dipandang. Dari sinilah seyogyanya kita dapat belajar bahwa untuk dapat menjadi pribadi yang ‘indah’ salah satunya dengan ‘berpuasa’.
Berbagai ‘doorprice’ telah disiapkan hanya kepada hambanya yang mau untuk mengambilnya. Salah satu riwayat dari  al-Thabarani dari Sa'id bin Rasyid: “Barangsiapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka ia laksana  berpuasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu surga, bila puasa 10 hari, Allah akan mengabulkan semua permintaannya.....". Terlepas dari itu tentunya, rasa ikhlas untuk mengharap ridho dan untuk lebih dekat kepadaNya jauh lebih penting. Selain beberapa amalan diatas, tentunya amalan-amalan lainnya amat dianjurkan untuk dikerjakan seperti memperbanyak membaca shalawat, bersedekah lain sebagainya.  
  
Paket Isra’ Mi’raj
            Terdapat peristiwa besar yang terjadi pada bulan Rajab ini dimana rasul menerima perintah shalat dari Yang Maha Kuasa. Peristiwa tersebut dikenal dengan Isra Mi’raj.  Sebelumnya, Beratnya medan dakwah yang harus dilewati oleh Rasulullullah SAW dalam berdakwah menyampaikan risalah kebenaran di Mekah menghantarkannya ke negeri Thaif. Kurang lebih 80 KM sebelah selatan kota Mekah. Disana pun, kembali Rasul mengalami kesulitan menyampaikan dakwahnya oleh karena penduduknya yang tidak menghendaki kedatangan dan akhirnya mengusir sembari melempari batu.  
Nabi Muhammad SAW tidaklah seperti nabi-nabi yang lain yang memiliki kesabaran yang terbatas. Ambil contoh Nabi Nuh a.s yang telah berdakwah selama kurang lebih 950 tahun lamanya hanya mendapatkan pengikut 80 orang. Begitu sulitnya mengajak kaumnya untuk menuju kebenaran bahkan mencacai maki hingga akhirnya Nabi Nuh a.s putus asa dan berdoa agar dikirimkan banjir bandang. Termasuk istri dan anaknya tidak terselamatkan. Hanya 80 orang yang bersama nabi Nuh yang selamat.
Sama halnya dengan Nabi Nuh as. Nabi Musa as dalam menghadapi kaumnya mengalami cobaan yang begitu berat. Setelah berdakwah dengan sepenuh tenaga, pada akhirnya ia pun ‘putus asa’ lantas berdoa agar supaya azab menimpa kaumnya. Kiriman petir di siang hari tanpa hujan kepada kaum Nabi Musa as datang dan habislah kaumnya yang menentang. Berbeda dengan Nabi Muhammad saw, yang begitu sabar dalam mengahadapi kaumnya bahkan balik mendoakan akan kebaikannya. Hingga para malaikat pun merasa iba dan berebut menawarkan diri untuk menjadi ‘ajudan’ guna menghabisi kaumnya tapi itu pun tetap di tolak olehnya.
Setelah kembalinya dari thaif, kemudian Rasulullah SAW mendapat ‘hiburan’ di tengah dakwahnya yang tersandung batu besar, tiba-lah panggilan untuk menghadap Tuhan semesta alam. Berita yang sebenarnya dinantikannya. Perjalanan yang sungguh mengesankan. Di saat itulah, ia menjumpai semua makhluk yang amat memujinya, menyayanginya dan menghormatinya. Berbeda saat ia berdakwah, cacian, hinaan, dan pukulan-lah yang kerap ia dapati. Pertemuannya dengan Rabb ialah suatu kenikmatan yang tiada tara. Perjumpaan yang singkat, tapi merupakan kenikmatan yang luar biasa serta mendapat amanah besar yaitu mengajak umat manusia untuk mendirikan shalat dan senantiasa berdzikir kepada Allah.
Terdapat hikmah  tersendiri yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut bahwa untuk bisa naik pada 'level' yang lebih baik, tinggi dan mulia tentunya harus menhadapi yang namanya ujian. Siswa SD, SMP maupun SMA yang dinyatakan lulus pastilah telah melewati serangkaian ujian -yang akrab disapa- UN (Ujian Nasional). Seorang muslim pula demikian halnya.
Penutup                    
Hembusan nafas masih dapat kita rasakan. Banyak diantara sahabat, karib, keluarga yang sudah tidak dapat lagi bersua dengan bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. maka, sudah sepantasnya untaian syukur dan khidmat kita haturkan kepadaNya. Momentum ini hendaklah kita gunakan untuk kembali ber-muhasabah terhadap apa yang kita perbuat sembari melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap kualitas dan kuantitas ibadah kita. Jika kita telah menyadari ‘esensi’ akan keutamaan yang terkandung di dalam bulan ini, maka kondisi lingkungan, masyarakat dan bangsa pada umumnya akan berpacu dalam kebaikan.  Tidak ada lagi perilaku yang tidak mencerminkan ajaran agama sebagaimana yang akhir-akhir ini marak terjadi di negeri ini. Perbedaan pemikiran tidaklah dilawan dengan kekerasan. Perbedaan ideologi harus dilawan dengan ideologi yang dikemas secara arif dan bijak. Dan inilah yang diajarkan oleh Islam. Akhirnya, mudah-mudahan kita termasuk ke dalam orang yang mendapatkan berkah pada bulan ini dan disampaikan pada bulan Ramadhan mendatang dan pada tahun-tahun selanjutnya.[]
                       
*) Santri PP UII Yogyakarta
*) Diterbitkan Oleh Buletin Jum'at Al-Lu'Lu PonPes UII Yogyakarta

           


Diposting oleh Unknown di 08.41 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Muhasabah

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Mengenai Saya

Foto saya
Iqbal Zen
Muhammad Iqbal Juliansyahzen. Mengabdi sebagai seorang dosen tetap (PNS) di IAIN Purwokerto. Senang sekali bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan. Menulis sebagai ikhtiar merawat akal (hifz al-'aql). Selamat membaca
Lihat profil lengkapku

Menu kami

  • Akhlak (6)
  • Anekdot (10)
  • Doa (3)
  • Ekonomi (1)
  • Falak (3)
  • Hadis (1)
  • Kajian Fiqih (17)
  • Kajian Keislaman (8)
  • Kisah (3)
  • Lyrics (3)
  • Makalah (10)
  • Motivasi (9)
  • Muhasabah (38)
  • Mukjizat al-Qur'an (1)
  • Peradilan (1)
  • Psikologi Keagamaan (16)
  • Sosial Humaniora (5)
  • Student Exchange (16)
  • Studi Islam (2)
  • Ulasan (2)
Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Tulisan

  • ►  2020 (8)
    • ►  September (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2017 (9)
    • ►  Agustus (7)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (7)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (4)
  • ►  2015 (1)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2014 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (42)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (16)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (5)
  • ▼  2012 (44)
    • ►  Oktober (8)
    • ►  September (2)
    • ▼  Juni (16)
      • “aku terpaksa menikahimu dan akhirnya aku menyesal”
      • Kumpulan Anak-Anak Hewan
      • PUPUK DAN AIR : PENGARUHNYA DALAM ZAKAT PERTANIAN
      • Rasulullah Menggunakan Hisab Atau Rukyat ?
      • Wasiat Terakhir Rasulullah saw.
      • Kisah UMMU MA'BAD
      • BIOGRAFI OWAIS AL-QARNI
      • Kiai Hasyim Menjawab
      • HUKUM DUA ADZAN KETIKA SHALAT JUM'AT
      • Abu nawaz vs petinju kelaz berat
      • Cerita Gus Dur Soal Naik Kereta
      • Keajaiban Sidik Jari
      • Doa
      • RAJAB : MOMENTUM PENINGKATAN DIRI
      • YURISPRUDENSI PADA PERADILAN AGAMA DAN PEMBINAAN H...
      • Mekanisme Pasar dalam Ekonomi Islam
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2011 (28)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (10)
    • ►  Januari (6)

Pengikut

 
Copyright (c) 2010 Media Iqbal Zen. Designed for Video Games
Download Christmas photos, Public Liability Insurance, Premium Themes