Oleh : Iqbal Zen
Malam ini merupakan malam yang berbeda dari beberapa malam terakhir
penulis. Apa pasal? Pada malam ini aku kembali bisa berjumpa salah satu kakak
tingkat yang baru menyelesaikan studi S 1 di Universitas al-Azhar Kairo yang
sekitar 4 (empat) tahun tidak berjumpa. Seperti dulu, gayanya yang tidak
berubah yaitu mudah tersenyum membuat suasana malam ini menjadi hangat disertai
guyon-guyon dengan beberapa alumni lainnya. Sebagai adik tingkatnya aku bangga bisa
mengenalnya karena ada banyak hal yang bisa aku jadikan sebagai acuan semangat
untuk menjadi lebih baik dalam hal ketekunan dan semangat. Ia pun berhasil
mendapatkan beasiswa S 2 di Universitas yang sama. Berbagai prestasi pun berhasil
ia dapatkan di berbagai perlombaan di Mesir seperti Musabaqah Qiroatul Kutub dengan
membawa stiker Alumni MAPK Bandar Lampung.
Terlepas daripada itu, yang ingin penulis sampaikan adalah tentang sosok ‘ideal
type’ atau seorang yang dapat dijadikan sebagai pemantik untuk menjadi lebih
maju dan lebih ber-fastabiqul khoiroit. Untuk menjadi lebih baik memang terkadang
kita membutuhkan contoh atau model. Dengan adanya model atau contoh sebelumnya,
maka hasilnya pun menjadi berbeda. Seorang yang membuat suatu produk dengan
adanya model sebelumnya yang telah ada akan menjadi mudah dalam memproduknya.
Begitu pentingnya sebuah contoh atau model itu juga menjadikan bagaimana
diri kita bisa menjadi contoh atau model (uswatun hasanah) bagi
generasi-generasi setelah kita. bagaimana kehadiran kita memberikan manfaat
kepada orang lain. Bukankah Rasul pun telah memberikan motivasi dalam hadisnya
bahwa “sebaik-baiknya manusia adalah orang yang dapat bermanfaat untuk orang
lain”.
Dan lebih daripada itu, sosok utama yang dijadikan sebagai panutan dalam
segala hal adalah Rasulullah SAW.(Allohumma Sholli wa Sallim wa barrik ala
sayyidina Muhammadin wa ‘alaa alihi wa shohbihi ajma’in). Betapa keagungan akhlak dan pengaruhnya kepada
perkembangan umat menjadikan sebagai tokoh yang paling berpengaruh di dunia. Hal
ini sebagaimana yang telah ditulis oleh seorang tokoh bernama Micheal Hert
dalam bukunya seratus tokoh paling berpengaruh di dunia. Sungguh luar
biasa, dalam waktu yang relatif sangt singkat telah mampu membangun suatu
perabadan yang luar biasa yang dapat dinikmati sampai sekarang.
Keagungan Akhlak
Sebagaimana dalam kitab ad-Diba’ bahwa bagaimana keagungan sikapnya ketika
disakiti ia pasti memaafkan dan tidak membalasnya bahkan mengangkat derajatnya.
Kejahatan dibalas kelembutan, kekejaman di balas kasih sayang, kemarahan
dibalas dengan senyuman. Sungguh, ngefans banget deh. Bagaimana sikap beliau
kepada seorang yahudi yang buta yang dengan sabar menyuapi dengan kasih sayang
meskipun cercaan, hinaan yang Rasul dapatkan kala itu.
Bukan hanya manusia yang mendapatkan kasih sayang nabi, hewan, tumbuhan
bahkan batu yang dikenal sebagai ‘benda mati’ merindukan sosok Rasul ketika ditinggal
pergi oleh Rasul. Bagaimana proyeksi utamanya adalah bagaimana pada
generasi-generasi berikutnya yang mampu mengikuti teladannya. Hingga akhir
hanyatnya masih saja umat yang ia fikirkan.
Terakhir, meskipun ada segelintir orang-orang yang tidak senang kepadanya
tetap tidak akan mengubah keistimewaan dari pribadi agungnya. Marilah bersama
kembali menjadikan sebagai orang nomor satu untuk dijadikan percontohan dalam
segala hal dalam rangka memproses menjadi pribadi-pribadi yang super. [] Waallu’alam.
Allohumma Sholli wa Sallim wa barrik ala habibina sayyidina wa maulana Muhammad
wa ‘alaa alih wa ashabih ajmain.
Kamar AlBany, New-York. 31/1/2013.
0 komentar:
Posting Komentar