skip to main | skip to sidebar

Media Iqbal Zen

Teruslah Berpuasa hingga Tuhanmu Menyuruhmu Berbuka

Pages

  • Beranda
  • Google Scholar
  • Arsip

Senin, 14 Agustus 2017

Muslim dan Mukmin, siapakah dia?


Fenomena truth claim (klaim kebenaran) sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru terjadi di tengah-tengah kita. Klaim bahwa kebenaran hanyalah apa yang dianggap benar oleh kelompok atau golongannya dan mereka yang berada di luar golongan mereka adalah salah seakan sudah menjadi kebiasaan yang sulit dihindari. Klaim bahwa kebenaran hanyalah satu sedang yang lain adalah salah sebetulnya telah terjadi sejak zaman “Islam awal”.

Salah satu aliran kalam pada era Islam awal adalah khawarij. Kelompok ini merupakan aliran yang keluar dari barisan sahabat Ali. r.a. Ciri khas kelompok ini adalah sering kali mengkafirkan para sahabat di luar pemahaman mereka. itulah sebabnya mereka pun juga keluar dari barisan Sahabat Ali. mereka cenderung mengkultuskan ideologi yang menurut mereka benar sehingga sahabat-sahabat yang bertentangan disesatkan dan dikafir-kafirkan.

Fenomena mengkafirkan dan menyesat-nyesatkan orang lain kini seolah semakin luas. Memang bila dipetakan, paling tidak paradigma umat dalam menyoroti agama terbagi dalam dua varian pemahaman. Pertama, mereka yang berparadigma literal-tektualistik. Faham ini mengutamakan doktrin agama sesuai dengan apa yang mereka fahami di dalam teks. Kedua, mereka yang menggunakan paradigma substanstialistik-historis. Mereka melihat nilai dasar yang ada di balik teks. Mereka mencoba mengungkap spirit yang ada di dalam teks.

Hari ini, kita disibukan dengan fenomena saling mengkafirkan atau saling menyesatkan kelompok yang berbeda pemahaman dengannya. Kelompok takfiri bukannya merangkul yang sudah “muslim” tetapi justru mengeluarkan mereka dari status “muslim”. Sebab, bagi mereka pemahamannya berada di luar konteks kerangka berfikirnya.

Padahal, pemaknaan terhadap siapa itu mukmin, siapa itu muslim itu kompleks. Apakah orang yang mengenakan baju koko (taqwa), bersyahadat sudah sah menjadi sah disebut sebagai seorang muslim. Lalu siapa yang kemudian disebut sebagai mukmin.

Ada pembacaan yang mungkin tidak biasa terkait dua term tersebut. Misalnya Emha Ainun Najib (Cak Nun), baginya “Muslim adalah manusia yang menyelamatkan” atau “Muslim adalah orang yang tidak mencelakakan.” Sedang Mukmin adalah orang yang mengamankan. Lalu, siapa yang diamankan, siapa yang diselamatkan? Ya baginya, menyelamatkan dirinya dan semua manusia dengan konsep keselamatan menurut Allah. Mengamankan sesama manusia baik harkat maupun martabatnya.

Jadi ringkasnya, Muslim adalah manusia yang mengerjakan Islam. Manusia adalah subjeknya, sedang Islam adalah alatnya. Islam tidak selalu terletak pada simbol-simbol tertentu. Tetapi sejatinya, Islam terletak di bilik sunyi lubuk kalbu manusia. Disinilah kerahasiaan yang tidak bisa diukur oleh siapapun. Hanya Allah yang bisa mengukur, melihat, mendengar atau memasukinya. Jadi Islam adalah hubungan privasi antara manusia itu dengan Allah. Begitu juga dengan iman. Berarti orang yang beriman akan selalu mengamankan orang-orang yang ada disekitarnya, keberadaannya menjadi peneduh bagi sesama, serta tidak melupakan hubungan baiknya dengan Tuhan.

Islam datang untuk mengangkat derajat manusia. Orang yang berislam dengan baik dan juga beriman maka ia akan memelihara hubungan baiknya dengan Tuhan dan juga sesama manusia dan alam semesta. Islam tidak hanya dipandang dari hal-hal yang terlihat panca indera. Tetapi juga ada dimensi yang tidak dapat dilihat melalui pembacaan dzahir tetapi perlu berlanjut pada dimensi di luar atau dibalik yang terlihat. Waallahu’alam.

Iqbalzen



Diposting oleh Unknown di 03.37 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Muhasabah, Psikologi Keagamaan

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Mengenai Saya

Foto saya
Iqbal Zen
Muhammad Iqbal Juliansyahzen. Mengabdi sebagai seorang dosen tetap (PNS) di IAIN Purwokerto. Senang sekali bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan. Menulis sebagai ikhtiar merawat akal (hifz al-'aql). Selamat membaca
Lihat profil lengkapku

Menu kami

  • Akhlak (6)
  • Anekdot (10)
  • Doa (3)
  • Ekonomi (1)
  • Falak (3)
  • Hadis (1)
  • Kajian Fiqih (17)
  • Kajian Keislaman (8)
  • Kisah (3)
  • Lyrics (3)
  • Makalah (10)
  • Motivasi (9)
  • Muhasabah (38)
  • Mukjizat al-Qur'an (1)
  • Peradilan (1)
  • Psikologi Keagamaan (16)
  • Sosial Humaniora (5)
  • Student Exchange (16)
  • Studi Islam (2)
  • Ulasan (2)
Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Tulisan

  • ►  2020 (8)
    • ►  September (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (3)
  • ▼  2017 (9)
    • ▼  Agustus (7)
      • RAHMAT-NYA DI ATAS SEGALANYA
      • UKURAN KEIKHLASAN
      • Muslim dan Mukmin, siapakah dia?
      • Menginstropeksi Usia Ini
      • Mengejar Taqwa
      • Bersyukur Membawa Kedamaian
      • Belajar dari Santan Kelapa
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (7)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (4)
  • ►  2015 (1)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2014 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (42)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (16)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2012 (44)
    • ►  Oktober (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (16)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2011 (28)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (10)
    • ►  Januari (6)

Pengikut

 
Copyright (c) 2010 Media Iqbal Zen. Designed for Video Games
Download Christmas photos, Public Liability Insurance, Premium Themes