Dinamika persoalan
hidup seseorang berbeda-beda antar satu dengan yang lainnya. Ada yang diuji dengan
kenikmatan seperti harta materi yang berkecukupan bahkan berlebih, jabatan titel
mentereng, kesehatan, kecerdasan dan lain sebagainya. Ada yang diuji dengan
sesuatu yang tidak mengenakan seperti sakit, bangkrut, dan lain sebagainya. Jangan
dikira segala sesuatu yang mengenakkan bukan merupakan sebuah ujian. Allah
hendak menguji apakah kita bersyukur atas semua hal itu atau justru sebaliknya.
Kebanyakan kita
bahkan penulis sekalipun inginnya ya diuji dengan hal-hal yang mengenakkan. Namun,
jika kita kemudian diuji dengan sesuatu yang tidak mengenakkan maka agama
memerintahkan kita untuk bersabar. Memang term “sabar” mudah diucap namun sulit
dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Masalah adalah bumbu dalam kehidupan
manusia. Semakin “tinggi” seseorang maka biasanya ia akan diuji dengan masalah
yang beragam, rumit dan njilimet. Ibarat sebuah pohon, semakin tinggi sebuah
pohon maka akan semakin kencang hembusan angin yang menghantamnya. Tapi yakinlah
kalam Allah bahwa Allah tidak akan menguji seorang hamba di luar batas kemampuan yang
dimilikinya.
Ada filosofi
kehidupan yang tiba-tiba terlintas, dan menarik untuk direnungkan yang didapat dari sebuah santan kelapa. Untuk sampai
pada santan, ia harus melalui jalan yang begitu terjal. Mulai sebuah kelapa
dijatuhkan dari ketinggian sebuah pohon. Tidak berhenti disitu, kelapa tersebut
dicabik-cabik hingga tak tersisa serabut yang melindunginya. “Penderitaan”
belum berhenti. Setelah serabut sirna, batok pun dipecah, inti kelapa pun dicongkel.
Proses masih berlanjut, kelapa tersebut diparut hingga menjadi seperti
serbuk. Ternyata itu belum juga berakhir, ia harus disiram bahkan terkadang
dengan air panas lalu diperas-peras dan lalu lahir lah santan kelapa yang
manfaatnya dirasakan orang banyak.
Persoalan hidup yang
dilalui seseorang pun mungkin demikian. Persoalan silih datang berganti. Tapi yakini
lah bahwa setiap persoalan yang ada akan berbuah manis dan memiliki hikmah
kebijaksanaan pada akhirnya. sandaran pada Allah haruslah kuat. Husnudzan kepada
Allah adalah kunci dari setiap persoalan yang datang dalam kehidupan kita. Yakinilah
bahwa apa yang terjadi adalah suratan yang terindah dan terbaik dari Tuhan
untuk kita jalani. Sikap keberserahdirian dan husnudzan akan menjadikan hidup
kita tentram dan damai. Setiap datang masalah, katakan dalam diri “tenang
ada Allah, masalahku memang besar, tapi Allahku Maha Besar”
Semoga kita dituntun
untuk menjadi hamba terbaik. Terbaik dalam mengabdi kepada Allah dan menjadi
rahmat bagi sesama. Kehadiran kita menjadi obat rindu, pembawa gembira, kasih
dan sayang. Semoga Allah kuatkan langkah kita untuk menganyuh dan pundak kita
untuk memikul setiap persaoalan yang datang.
IZ, Pengagum Air
Sunyi
07/08/2017
0 komentar:
Posting Komentar