skip to main | skip to sidebar

Media Iqbal Zen

Teruslah Berpuasa hingga Tuhanmu Menyuruhmu Berbuka

Pages

  • Beranda
  • Google Scholar
  • Arsip

Selasa, 15 Agustus 2017

UKURAN KEIKHLASAN


Mungkin kita tidak asing dengan kisah seorang kiai kharismatik dan berilmu agama luas yang kalah dengan iblis. Alkisah, terdapat Kiai yang tinggal di suatu daerah yang ‘jauh dari agama’. Masyarakat di daerah tersebut kurang memiliki pemahaman agama yang baik. Pemujaan kepada pohon-pohon besar yang dianggap keramat, permintaan kepada dukun, ‘sesajen’ dan hal-hal yang berbau kemusyrikan merupakan pandangan biasa sehari-hari.

Melihat hal yang menurut ‘kaca-mata’ agama menyimpang, sang kiai pun geram. Hari demi hari kemusyrikan pun kian bertambah. Orang secara berduyun-duyun mendatangi tempat-tempat yang dianggap mampu memberikan kesejahteraan bagi kehidupan warga sekitar. Suatu ketika sang kiai berniat menghapus segala kemusyrikan di daerah itu. Ia lantas segera berangkat menuju tempat pemujaan masyarakat sekitar. Iblis yang mengetahui rencana sang kiaipun berusaha untuk menggagalkan usaha sang ulama. Iblis kemudian menyamar dalam rupa pemuda yang gagah. Perkelahian pun tidak bisa terhindarkan antara sang kiai dan iblis yang menyamar.

Hari pertama pun berhasil dimenangkan oleh kiai meskipun secara fisik jauh berbeda. Kiai itu berbadan kurus dan tidak terlalu tinggi. Beberapa waktu setelah perkelahian, masyarakat pun kembali mendatangi tempat pemujaan. Kembali sang kiai itu mengambil reaksi yang sama seperti beberapa saat yang lalu. Iblis yang mengetahui rencana tersebut segera mengambil rencana untuk menggagalkannya. Benar saja, dalam perjalanan sang kiai bertemu dengan pemuda. Pemuda itu menawari uang sebesar 1 juta. Uang tersebut ditolak dan diakhiri dengan perkelahian. Kemenangan masih milik sang kiai yang ingin menghapus kemusyrikan di daerahnya.

Bebarapa waktu berlalu, kembali untuk yang ketiga kalinya, kiai itu melihat masyarakat kembali melakukan kemusyrikan. Sebelum keberangkatan kiai ke tempat pemujaan. Ia berfikir sejenak dan menduga bahwa langkahnya akan terhenti karena dihadang oleh pemuda yang sebelumnya berhasil ia taklukan. “andai saja pemuda memberiku uang sebesar 20 juta, lumayan sebagai biaya hidup” gumamnya. Baru lima langkah berjalan, ia bertemu dengan pemuda dan kembali perkelahian tak elak pun terjadi. Kali ini kiai pun ‘dipaksa’ mundur.

Sesampai di rumah ia lantas berfikir pernyebab kekalahannya. Ternyata niatnya telah terkotori oleh materi. ia sadar bahwa pada pertama dan kedua ia berhasil memangkan perkelahian lantaran ia ikhlas untuk menghapus kemusrikan, tapi tidak untuk yang ketiga.

Makna Ikhlas

Ikhlas ialah mengerjakan segala hal lillah. Lebih lanjut, apakah yang dimaksud dengan lillah?  Setidaknya terdapat dua pemaknaan. Pertama, karena Allah. Kedua, untuk Allah. Ini tentunya berbeda dan memiliki derajat yang berbeda pula. Lantas, manakah yang lebih utama?

Pertama, karena Allah. Kita mengetahui bahwa Allah memerintahkan sesuatu hal, maka kita beramal karena Allah. Ambil contoh, Allah memerintahkan kita untuk hidup saling tolong-menolong. Suatu ketika kita dapati teman atau orang yang tidak kita kenal sedang membutuhkan pertolongan. Setelah kita menolongnya, tidak ada ucapan tanda ia berterima kasih bahkan malah bersikap tak acuh. Melihat orang tersebut berbuat yang tidak semestinya maka kita pun marah, sebel, dan menggerutu. Jadi, ikhlas tergantung pada reaksi orang yang ditolong. Jika positif maka kita pun senang. Namun jika negatif kita tidak terima.

Kedua, untuk Allah. Sesorang yang melakukan perbuatan tanpa melihat ‘kompensasi’ apapun. Ia menyadari betul bahwa sejatinya apa yang dilakukannya adalah untuk Allah. Ia tidak memperhatikan segala hal yang datangnya dari manusia baik pujian maupun cercaan. Semuanya hanya tertuju bagi Allah. Bagaimana Allah adalah tujuan utama dan satu satunya. Tidak penting pengakuan dari makhluk yang itu sejatinya hanyalah sementara.

Kita tidak tahu dari amal mana Allah terima dan Ridhoi. Maka, salah nasehat guruku adalah lakukan apapun dan jangan remehkan hal-hal kecil karena sesungguhnya kita tidak tahu dari amal mana yang mendatangkan rahmat dan ridho Allah. Ikhlaskan setiap persoalan yang menimpa kita dan apa yang kita kerjakan karena balasan Allah jauh lebih indah nantinya. WaAllahu ‘alam []

Iqbalzen  

16/08/2017  
Diposting oleh Unknown di 16.18 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Muhasabah, Psikologi Keagamaan

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Mengenai Saya

Foto saya
Iqbal Zen
Muhammad Iqbal Juliansyahzen. Mengabdi sebagai seorang dosen tetap (PNS) di IAIN Purwokerto. Senang sekali bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan. Menulis sebagai ikhtiar merawat akal (hifz al-'aql). Selamat membaca
Lihat profil lengkapku

Menu kami

  • Akhlak (6)
  • Anekdot (10)
  • Doa (3)
  • Ekonomi (1)
  • Falak (3)
  • Hadis (1)
  • Kajian Fiqih (17)
  • Kajian Keislaman (8)
  • Kisah (3)
  • Lyrics (3)
  • Makalah (10)
  • Motivasi (9)
  • Muhasabah (38)
  • Mukjizat al-Qur'an (1)
  • Peradilan (1)
  • Psikologi Keagamaan (16)
  • Sosial Humaniora (5)
  • Student Exchange (16)
  • Studi Islam (2)
  • Ulasan (2)
Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Tulisan

  • ►  2020 (8)
    • ►  September (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (3)
  • ▼  2017 (9)
    • ▼  Agustus (7)
      • RAHMAT-NYA DI ATAS SEGALANYA
      • UKURAN KEIKHLASAN
      • Muslim dan Mukmin, siapakah dia?
      • Menginstropeksi Usia Ini
      • Mengejar Taqwa
      • Bersyukur Membawa Kedamaian
      • Belajar dari Santan Kelapa
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (7)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (4)
  • ►  2015 (1)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2014 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (42)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (16)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2012 (44)
    • ►  Oktober (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (16)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2011 (28)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (10)
    • ►  Januari (6)

Pengikut

 
Copyright (c) 2010 Media Iqbal Zen. Designed for Video Games
Download Christmas photos, Public Liability Insurance, Premium Themes