skip to main | skip to sidebar

Media Iqbal Zen

Teruslah Berpuasa hingga Tuhanmu Menyuruhmu Berbuka

Pages

  • Beranda
  • Google Scholar
  • Arsip

Minggu, 20 Agustus 2017

RAHMAT-NYA DI ATAS SEGALANYA


Rudolf Otto, seorang teolog yang berbasis pada fenomenologi dalam salah satu teori keberagamaannya mengemukakan bahwa terdapat dua hubungan yang menyelimuti antara Tuhan dan manusia. Hubungan pertama, Tuhan menampilkan diri-Nya sebagai “suatu yang menggentarkan” (mysterium tremendum). Pada situasi yang lainnya, Tuhan tampil di hadapan manusia sebagai “suatu yang mempesonakan, mengagumkan” (mysterium fascinans). Pada situasi pertama, Tuhan dimaknai dan dipandang oleh manusia sebagai suatu dzat yang menakutkan. Hubungan antara Tuhan dan Manusia didasarkan pada relasi “ketakutan, Keterpaksaan”. Sedangkan pola relasi yang kedua, hubungan Tuhan dan manusia adalah hubungan yang didasarkan pada cinta, kasih sayang dan ke-rahman-an.

Teori di atas sejatinya juga telah ada dalam Islam, ulama jauh-jauh hari sebelum Otto telah membagi sifat Allah menjadi dua bagian yaitu Kedahsyatan (Jalaliyyah) dan keindahan (Jamaliyyah). Dalam pemaknaan dan pengkajian lebih lanjut, ternyata sifat keindahan Allah lebih mendominasi ketimbang sifat kedahsyatan. Maknanya, Allah tampil sebagai dzat yang sangat indah nan mempesonakan dari pada yang menggentarkan.

Namun, dalam pemaknaan di atas tidak dimaksudkan untuk meniadakan atau mengabaikan sifat Allah dalam dimensi kedahsyatan. Sifat kedahsyatanNya seperti kemurkaan terhadap hamba yang berbuat kejahatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kecintaanNya. Dalam sebuah hadis qudsi dinyatakan bahwa “sesungguhnya kasih sayang-Ku mendahului kemurkaan-Ku”. Artinya ketika Allah memberikan balasan bagi hambanya yang berbuat dosa, itu merupakan cara Allah yang juga demi kebaikan manusia. Mungkin (dalam hal memudahkan pemahaman) sama halnya dengan ketika orang tua yang memarahi anaknya yang tentunya disayangi oleh orang tua tersebut.

Pemakanaan di atas didukung dengan kenyataan bahwa komponen sifat kerahmanan Allah lebih mendominasi ketimbang kedasyhatanNya. Banyak kisah-kisah dari generasi salaf (terdahulu) yang menunjukkan bahwa Allah mengedepankan rahmatNya dari pada lainnya. Bahkan dalam suatu makalah Jalaluddin Rumi menyebutkan “Jika engkau belum dapat berdoa dengan khusyu’, tetaplah persembahkan doamu yang kering, munafik dan tanpa keyakinan itu. Karena Tuhan dengan RahmatNya akan tetap menerima mata uang palsumu!”.

Banyak kisah bijak yang dapat dijadikan refleksi bahwa Allah mendahulukan rahmatNya di atas segalanya. Diantaranya, suatu ketika ada seorang perempuan yang sering berzina. Bahkan itu menjadi pekerjaannya. Hingga suatu ketika ia berada pada titik nadzir atas apa yang telah ia perbuat. Ia menyesal, merasa diri hina-dina, butuh atas pengampunan Tuhan. Datanglah perempuan tersebut ke seorang yang dianggap alim nan ‘abid (ahli ibadah). Konon, karena kealimannya setiap ia berjalan ada naungan awan di atas kepalanya. Diceritakanlah detail perjalanan hidupnya kepada sang alim itu. Mendengar ulasan itu, sang alim mengatakan bahwa dosa yang telah diperbuatnya sudah terlampau besar sehingga sulit terampuni.

Perempuan yang sungguh berharap uluran tangan sang alim semakin terpuruk, pupus, dan tak tahu lagi kemana berharap. Padahal ia sungguh ingin bertaubat, mendekat kepada Tuhan. Hatta, dalam perjalanan pulangnya, ia mendapati seekor anjing yang sedang kehausan. Melihat keadaan anjing tersebut, sang perempuan itu merasa iba dan berusaha mencari sedapat mungkin air untuk diminumkan ke anjing itu. Ia ikhlas dan tulus menolong seekor anjing, salah satu makhluk Allah. Atas kejadian ini, Allah mengampuni dosa-dosa yang telah diperbuat. Iya, karena rahmatNya. Bahkan konon, awan yang biasa menanungi sang alim berpindah ke perempuan itu.

Kita tidak mengetahui amal mana yang akan diterima dan diridhoiNya. Bahkan terkadang kita cenderung meremehkan hal-hal kecil, remeh temeh, tapi justru dari situ jalan pintu keberkahan dan keridhoianNya. Ketulusan dan keikhlasan hati seorang ternyata penting dalam melakukan suatu perbuatan. Hindari sikap meremehkan orang lain yang “belum shalih” dari kaca mata kita. Bisa jadi ia pada akhirnya lebih selamat dibanding kita. Tugas kita adalah berbuat baik seraya terus memohon agar apa yang kita amalkan diterima sebagai amal shalih dan membawa kemashlahatan. Wa’allahu’alam.

Iqbalzen
Diposting oleh Unknown di 03.11 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Muhasabah, Psikologi Keagamaan

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Mengenai Saya

Foto saya
Iqbal Zen
Muhammad Iqbal Juliansyahzen. Mengabdi sebagai seorang dosen tetap (PNS) di IAIN Purwokerto. Senang sekali bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan. Menulis sebagai ikhtiar merawat akal (hifz al-'aql). Selamat membaca
Lihat profil lengkapku

Menu kami

  • Akhlak (6)
  • Anekdot (10)
  • Doa (3)
  • Ekonomi (1)
  • Falak (3)
  • Hadis (1)
  • Kajian Fiqih (17)
  • Kajian Keislaman (8)
  • Kisah (3)
  • Lyrics (3)
  • Makalah (10)
  • Motivasi (9)
  • Muhasabah (38)
  • Mukjizat al-Qur'an (1)
  • Peradilan (1)
  • Psikologi Keagamaan (16)
  • Sosial Humaniora (5)
  • Student Exchange (16)
  • Studi Islam (2)
  • Ulasan (2)
Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Tulisan

  • ►  2020 (8)
    • ►  September (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (3)
  • ▼  2017 (9)
    • ▼  Agustus (7)
      • RAHMAT-NYA DI ATAS SEGALANYA
      • UKURAN KEIKHLASAN
      • Muslim dan Mukmin, siapakah dia?
      • Menginstropeksi Usia Ini
      • Mengejar Taqwa
      • Bersyukur Membawa Kedamaian
      • Belajar dari Santan Kelapa
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (7)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (4)
  • ►  2015 (1)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2014 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (42)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (16)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2012 (44)
    • ►  Oktober (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (16)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2011 (28)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (10)
    • ►  Januari (6)

Pengikut

 
Copyright (c) 2010 Media Iqbal Zen. Designed for Video Games
Download Christmas photos, Public Liability Insurance, Premium Themes