skip to main | skip to sidebar

Media Iqbal Zen

Teruslah Berpuasa hingga Tuhanmu Menyuruhmu Berbuka

Pages

  • Beranda
  • Google Scholar
  • Arsip

Sabtu, 29 Oktober 2011

Membangun Generasi Tangguh (Refleksi Hari Sumpah Pemuda)

Oleh : Iqbal Zen

Ditebitkan oleh Buletin al-Lu'lu, 28 Oktober 2011

dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar. (Q.S. An-Nisâ [4] : 9)

Pemuda hari ini, pemimpin masa mendatang. Semboyan inilah yang harus dipegang teguh oleh seluruh elemen bangsa khususnya oleh para pemuda disaat semakin marak terjadi degradasi dan dekadensi moral (etika). Ironis memang terhadap apa yang terjadi saat ini dengan pelbagai permasalahan dan konflik yang semakin menjamur. Mulai dari ‘orang kecil’ sampai ‘orang besar’ tak mengenal batas. karenanya, sudah menjadi tanggungjawab bersama di pundak para pemuda untuk terus berkarya, menempa diri memperbaiki kondisi bangsa.

Momen yang tepat bagi kita bersama untuk mengulas kembali (flashback) terhadap apa yang telah diperjuangkan oleh para pemuda pada 83 tahun yang lalu demi sebuah pengakuan terhadap eksistensi bangsa dan pemuda. Peristiwa yang menandai lahirnya sebuah bangsa yang bertekad menjadi satu bangsa, bahasa dan tanah air. Kerelaan mengorbankan jiwa, raga dan tenaga untuk menjadikan bangsa yang lebih bermatabat. Semangat yang membara, gigih dan kritis pun selalu ditonjolkan dan dikibarkan, karena memang itulah cermin diri sebagai seorang pemuda.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 19.45 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Motivasi

Selasa, 16 Agustus 2011

AKANKAH INI RAMADHAN TERKAHIRKU?



Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
(al-Baqarah [2] : 183)

            Harapan tahun lalu supaya dipertemukan tamu kebesaran nan agung, bulan yang penuh berkah ini telah terwujud oleh karena rahmat dari sang Pengasih. Akan tetap menjadi harapan yang sama bagi kita sebagai seorang Muslim untuk dapat dipertemukan pada ramadhan-ramadhan berikutnya yang mempunyai banyak keutamaan-keutamaan di dalamnya. Maka sungguh merugilah bagi seseorang yang tidak dapat memaksimalkan ibadahnya pada bulan ramadhan ini seperti puasa, tadarrus al-Quran, Qiyamul Lail, Sedekah, Silaturahmi dan lainya. Sebab pada bulan ini manusia diberi kesempatan emas untuk kembali membersihkan kotoran-kotoran jiwa yang selama ini melekat dan untuk meningkatkan rasa spiritualnya. Disinggung  dalam suatu hadis nabi pernah bersabda bahwasannya “kecewa dan merugi orang yang berkempatan hidup pada bulan Ramadhan tetapi tidak terampuni dosanya.” (HR. Ahmad). Amalan-amalan yang bernilai sunnah diluar bulan Ramadhan akan bernilai seperti wajib ketika dilaksanakan pada bulan tersebut, sedangkan yang bernilai wajib akan lebih berlipat-lipat ganda. Maka, konsep fastabiqul khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan) pada bulan ini menjadi begitu berarti.  

Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 17.15 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Muhasabah

Senin, 16 Mei 2011

RAMAH, PEREDAM AMARAH



Keramahan itu menyenangkan, tidak hanya bagi orang lain yang melihatny,tapi juga bagi diri kita. Keramahan akan menambah energi diri dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Ada sebuah kisah yang menarik dalam buku Kecerdasan Emosi. Dikisahkan ada seorang pemabuk yang ingi berbuat onar di dalam kereta api. Kebetulan dalam kereta tersebut terdapat seorang ahli bela diri yang sangat terlatih. Di benak ahli bela diri tersebut sudah terbayang pukulan seperti apa yang bisa merobohkan si pemabuk tersebut. Ia hampir saja melayangkan pukulan, saat si pemabuk sudah mulai mengganggu seorang ibu yang sedang menggendong bayinya.
Tiba- tiba datang seorang tua menghampiri si pemabuk,orang tua itu menyapanya dengan penuh hormat dan penuh keramahan, saat si pemabuk menghardiknya, ia pun tetap menjawab dengan ramah serta sikap terbaik.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 21.16 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Akhlak

Jumat, 15 April 2011

Di Balik Tetesan Air Hujan



اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاء كَيْفَ يَشَاء وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَن يَشَاء مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
 
Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.

(Q.S. Ar-Ruum [31] : 48)
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 21.17 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Muhasabah

Selasa, 12 April 2011

Analogi Usaha





Seorang anak perempuan mengeluh pada sang ayah tentang kehidupannya yang sangat berat. Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan dan bermaksud untuk menyerah. Ia merasa capai untuk terus berjuang dan berjuang. Bila satu persoalan telah teratasi, maka persoalan yang lain muncul.

Lalu, ayahnya yang seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air kemudian menaruh ketiganya di atas api. Segera air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama dimasukkannya beberapa wortel Ke dalam panci kedua dimasukkannya beberapa butir telur. Dan, pada panci terakhir dimasukkannya biji-biji kopi. Lalu dibiarkannya ketiga
panci itu beberapa saat tanpa berkata sepatah kata.

Sang anak perempuan mengatupkan mulutnya dan menunggu dengan tidak sabar. Ia keheranan melihat apa yang dikerjakan ayahnya. Setelah sekitar dua puluh menit, ayahnya mematikan kompor.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 22.58 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Psikologi Keagamaan

Jumat, 08 April 2011

Open Your Eyes

Look around yourselves
Can't you see this wonder
Spreaded infront of you
The clouds floating by
The skies are clear and blue
Planets in the orbits
The moon and the sun
Such perfect harmony





Let's start question in ourselves
Isn't this proof enough for us
Or are we so blind
To push it all aside..
No..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look bright to see the signs
We can't keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 07.29 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Lyrics

Kamis, 07 April 2011

FIVE SIMPLE RULES TO BE HAPPY.



Lima peraturan sederhana untuk hidup bahagia.

Remember the five simple rules to be happy:
Ingatlah lima peraturan sederhana ini untuk hidup bahagia.

1. Free your heart from hated.
Bebaskan dirimu dari kebencian

2. Free your mind from worries.
Bebaskan pikiranmu dari kesusahan.

3. Live simply.
Hiduplah secara sederhana.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 03.18 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Motivasi

BETAPA HEBATNYA KEBOHONGAN

Secarik Motivasi:


Jangan
remehkan kebohongan.
Kekuatannya mampu meruntuhkan sebuah negara.
Kekuatannya pula banyak dipakai oleh raja-raja untuk tetap berada di atas tahta.
Maka, adalah naif, jika anda berkata, berbohong hanya dilakukan oleh anak-anak yang tertangkap basah membolos sekolah.

Berbohong adalah kekuatan besar, karena untuk berbohong manusia harus berkekuatan besar pula.
Diperlukan kecerdasan tinggi untuk menyusun ribuan argumentasi.
Dibutuhkan kekerasan otot baja untukmengubah fakta dan data nyata.
Bahkan, manusia harus memicikkan hatinya agar sebuah kebohongan menampakkan wajah kebenaran.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 03.14 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Psikologi Keagamaan

Wudhu Mencegah Terjadinya Berbagai Penyakit Kulit



قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من توضأ فأحسن الوضوء خرجت خطاياه من جسده حتى تخرج من تحت أظفاره )) رواه مسلم.


Rasulullah bersabda, "Barangsiapa berwudhu dengan membaguskan wudhu'nya, maka keluarlah dosa-dosanya dari kulitnya sampai dari kuku jari-jemarinya". HR. Muslim.

وقال أيضا: ((إن أمتي يدعون يوم القيامة غرا محجلين من آثار الوضوء، فمن استطاع منكم أن يطيل
غرته فليفعل )) متفق عليه.
Rasulullah bersabda, "Sungguh ummatku akan diseru pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya karena bekas wudhu'nya, (Abu Hurairah menambahkan) maka siapa yang mampu melebihkan panjang sinar pada tubuhnya, maka lakukanlah. (HR. Bukhari dan Muslim).
Ilmu kontemporer menetapkan -setelah melalui percobaan mikroskopi terhadap tumbuhnya mikroba pada orang yang berwudhu' secara teratur dan juga kepada yang tidak teratur- bahwasannya orang yang selalu berwudhu maka mayoritas hidung mereka menjadi bersih, tidak terdapat berbagai mikroba. Oleh karena itu, adanya mikroba yang menempel pada mereka hilang sama sekali ketika mereka membersihkan hidung, dibandingkan dengan orang yang tidak berwudhu' maka tumbuh pada hidung mereka berbagai mikroba dalam jumlah yang besar yang termasuk jenis mikroba berbentuk bulat dan berklaster yang sangat berbahaya ... dan mikroba yang cepat menyebar dan berkembang-biak ... dan mikroba lainnya yang menyebabkan banyak terjadinya berbagai penyakit. Dan sudah jelas bahwasannya proses keracunan itu terjadi adanya perkembangan berbagai mikroba yang berbahaya bagi rongga hidung, kemudian sampai ke tenggorokan untuk kemudian terjadi berbagai peradangan dan penyakit, apalagi jika sampai masuk ke peredaran darah!!
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 03.10 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Kajian Fiqih

Senin, 04 April 2011

Wise-word Untuk Diriku Sendiri



Pernahkah kamu belajar untuk mengerti
sebelum kamu ingin dimengerti oleh orang lain?

Pernahkah kamu belajar untuk menghargai
sebelum kamu ingin dihargai oleh orang lain?

Pernahkah kamu belajar untuk mencintai
sebelum kamu ingin dicintai oleh orang lain?
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 23.09 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Motivasi

Semua Akan Kembali KepadaNya




Kriiiinggg…kriiinggg… begitulah kiranya suara tanda ada sebuah pesan singkat masuk ke hp ku. Namun, ketika itu, aku tidak langsung ku buka karena sedang membaca sedikit demi sedikit ayat-ayat dalam mushaf kecil kesayanganku cetakan Bierut. Asyik membaca ayat demi ayat ternyata waktu sudah memasuki waktu isya.

Gema azan dari mushala pondok ku terdengar begitu merdu dan menggema keseluruh penjuru pondok, memanggil para santri untuk kembali menunaikan ibadah shalat isya secara berjamaah.  Dengan diimami oleh kiyai pengasuh pondok menambah nuansa hangat dan hening kala itu di mushala pondok pesantren Universitas Islam Indonesia.

Seperti biasa agenda rutin yang kami miliki setelah menunaikan ibadah shalat isya adalah kuliah. Tetapi, perutku yang sedari pagi belum ku isi dengan makanan pun terasa amat lapar dan menuntutku untuk segera di isi. Ku sempatkan untuk membeli makan terlebih dahulu sebelum kuliah dimulai dengan konsekuensi kuliah pun terlambat.

Satu piring nasi bserta laauk pauk khas pondok pun ku santap, perut terasa lebih nyaman sekarang. Memasuki gerbang pondok, aku sempat was-was jikalau aku terlambat. Namun, ternyata dosenku mengirim pesan bahwasanya beliau berhalangan hadir.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 22.40 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Muhasabah

Sabtu, 02 April 2011

BELAJAR DARI SANDAL



“ Kujujuran adalah Mata Uang yang Berlaku dimana-mana”

ya itulah kata yang selalu ayahanda tercinta nasihatkan kepadaku semenjak kecil. “JUJUR”

Belajar dari sandal, yaa, begitulah yang tergambar dalam benak fikirku sekarang.  Yaahh..  tak mahal sih sebenarnya sandalku tapi yaa lumayan buat melindungi kaki dari panas dan kotoran. Apalagi sandal semacam itulah yang memang menjadi trennya santri sewaktu aku masih duduk di bangku Aliyah. Sandal itu sudah cukup lama setia menemani kakiku kemanapun kakiku melangkah. Ya kira-kira aKu membelinya di penghujung semester akhir sebelum UN.

Alkisah, hari jum’at aku memiliki mata kuliah yang sangat kusayangkan untuk kulewatkan. Mata kuliah itu di mulai setelah shalat jumat. Ketika itu aku dan rekanku masih berada di Pondok kami. niatnya kami berangkat setelah menunaikan shalat jum’at karena masih mempunyai kesibukan masing-masing. 

Tak dekat jarak antara kampus dan pondok. Jika mengendari motor menghabiskan waktu 25 menit, kalau menaiki sepeda mengahabiskan waktu satu jam, kalau jalan bisa sampai empat jam atau bahkan lebih, ya lumayaann kan…
Saat melaksanakan shalat jumat, tiba-tiba hujan nan lebat mengguyur . Dalam hati pun aku sempat mengeluh dan komat-kamit supaya hujan segera reda. Hingga prosesi shalat jumat selesai hujan belum juga reda. Yaa, akhirnya aku menunggu sejenak, namun tak kunjung reda. Aku pun nekat pulang ke pondok, lalu siap-siap meluncur ke kampus.

Dengan berlindung dibawah mantel dari guyuran hujan aku tekadkan untuk tetap berangkat. Berbeda waktu itu, karena guyuran hujan yang begitu lebat, aku tidak langsung memakai sepatu melainkan dengan sandal. Sepatu akan kupakai sesampainya di kampus, tentunya khawatir akan basah. Alhhamdulillah saja, dosen masih menerima kami untuk mengikuti kuliahnya walau telat..
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 01.05 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Akhlak

Rabu, 30 Maret 2011

ASMA ALLAH by. Sami Yusuf


Raheem, Kareemun, 'Adheem, 'Aleemun,
Haleem, Hakeemun, Mateen
(Merciful, Generous, Incomparably Great, All-Knowing
Forbearing, Wise, Firm)

Mannaan, Rahmaanun, Fattaah, Ghaffaarun
Tawwaab, Razzaaqun, Shaheed
(Bestower of blessings, Most Compassionate, Opener, Forgiver
Accepter of Repentance, Provider, Witness)

Allahumma salli 'ala Muhammad, wa aali Muhammad
Ya Muslimeen sallou 'alayh
(O my Lord send salutations upon Muhammad
And upon the Family of Muhammad
O Muslims, send salutations upon him)
Allahumma salli 'ala Muhammad, wa sahbi Muhammad
Ya Mu'mineen sallou 'alayh
(O my Lord send salutations upon Muhammad
And upon the Companions of Muhammad
O believers, send salutations upon him)
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 07.07 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Lyrics

Selasa, 29 Maret 2011

Bagaimana Aqidah merupakan fondasi inti dalam sebuah bagunan iman yang kokoh

 
Dalam sebuah pesta ulang tahun anak komunis yang kaya raya di rumahnya, ia sengaja mengumpulkan anak-anak di sekitarnya dan ingin merusak pola pikir mereka agar tidak mengenal Tuhan. Salah satu anak seorang kiai terkenal diundang juga. Setelah anak-anak kumpul, sang komunis berkata:

"Anak-anak sekalian, Om mau tanya, 'Apakah Tuhan itu ada?' Ayo jawab siapa yang bisa menjawab Om kasih uang 500 ribu."
"Tuhan itu ada Om," teriak salah seorang anak yang mengharapkan hadiah uang.
"Kalau ada, coba kamu minta uang sama Tuhan," ujar sang komunis menguji jawaban anak itu.Namun sang anak malah bingung dan diam.
"Kenapa diam? pasti Tuhan tidak memberi kamu uang kan? Nah, coba kalau kamu minta uang sama Om."
"Om, minta uangnya dong," ujar anak tadi.
Lalu sang komunis itu segera memberikan selembar uang 100-an ribu.
"Nah, jadi Tuhan itu tidak ada, karena tidak dapat memberi kalian uang. Setuju enggak."
"Setuju...!!" Teriak anak-anak itu lalu mereka minta uang. Sang komunis segera memberikan uang-uangnya.
Tiba-tiba terdengar jeritan, semua yang hadir menuju tempat tersebut. Ternyata anjing kesayangan sang komunis itu sedang sekarat akibat keracunan makanan. Sang komunis sangat sedih dan menangis.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 23.53 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Muhasabah

Doa


Aku meminta kepada Allah untuk menyingkirkan penderitaanku.
Allah menjawab, Tidak.
Itu bukan untuk Kusingkirkan, tetapi agar kau mengalahkannya.

Aku meminta kepada Allah untuk menyempurnakan kecacatanku.
Allah menjawab, Tidak.
Jiwa adalah sempurna, badan hanyalah sementara.

Aku meminta kepada Allah untuk menghadiahkanku kesabaran.
Allah menjawab, Tidak.
Kesabaran adalah hasil dari kesulitan; itu tidak dihadiahkan, itu
harus
dipelajari.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 05.51 1 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Doa

Senin, 28 Maret 2011

AIR DIAM YANG TERKENA NAJIS

Najis jatuh ke dalam air yang diam dan ia tidak berubah, apakah ia najis?
Dalam masalah ini para ulama berbeda pendapat menjadi beberapa pendapat, yang paling terkenal adalah dua pendapat:

Pendapat pertama: Air tersebut tetap suci baik ia sedikit maupun banyak. Air hanya menjadi najis jika ia berubah karena najis yang jatuh ke dalamnya. Pendapat ini adalah pendapat Malik dan sebagian Syafi’iyah seperti Ibnul Mundzir dan al-Ghozali.

Pendapat kedua: Jika air tersebut banyak maka ia suci, jika sedikit maka ia najis. Pendapat ini milik asy-Syafi'i, Ahmad dan Abu Hanifah. Hanya saja pemilik pendapat ini berbeda pendapat tentang sedikit dan banyaknya air.

Menurut asy-Syafi'i dan Ahmad batasannya adalah dua qulla, kurang dari itu berarti sedikit, dua qulla atau lebih berarti banyak. Sementara menurut Abu Hanifah air sedikit adalah air yang jika salah satu sisinya digerakkan maka sisi yang lain bergerak, jika tidak maka ia banyak.

Dalil masing-masing pendapat:
Dalil pendapat pertama:

A. Sabda Nabi saw,

إن الماء طهور لاينجسه شيء .

“Sesungguhnya air itu suci dan mensucikan tidak ada sesuatu yang menajiskannya.” (HR. Imam yang tiga dan Ahmad dari Abu Said). Hadits ini shahih, di antara yang menshahihkannya adalah Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nawawi dan Ibnu Taimiyah dan lain-lain.

Titik pengambilan dalil dari hadits ini:
Hadits ini tidak membedakan antara air banyak dan sedikit, asalkan ia tidak berubah maka ia tetap suci meskipun ada najis yang jatuh kepadanya. Hal ini selaras dengan sebab wurud hadits ini yakni Nabi saw ditanya, “Ya Rasulullah, apakah Anda berwudhu dari sumur Budha’ah padahal kain bekas haid, bangkai anjing dan kotoran terjatuh ke dalamnya?” Maka Nabi saw menjawab seperti dalam hadits.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 04.33 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Kajian Fiqih

AIR ALAT BERSUCI



Dalam Islam ada beberapa ibadah yang disyaratkan padanya bersuci untuk menunaikannya, hal itu karena kehormatan ibadah tersebut sehingga tidak boleh dilakukan kecuali dalam keadaan bersuci. Sama dengan pekerjaan yang lain di mana untuk bisa melaksanakannya memerlukan sarana dan alat maka bersuci juga demikian, ia memerlukan sarana di mana salah satunya adalah air. Air sebagai alat bersuci telah dicantumkan oleh Allah dalam firmanNya,

وينزل عليكم من السماء ماء ليطهركم به .

"Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu.” (Al-Anfal: 11).

وأنزلنا من السماء ماء طهورا .

“Dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih.” (Al-Furqan: 48).
Dan didukung oleh sabda Nabi saw dalam doa iftitah, “Ya Allah sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air dan embun.” (HR. Jamaah kecuali at-Tirmidzi).

Ayat dan hadits di atas di samping menetapkan bahwa air adalah untuk bersuci, ia sekaligus menunjukkan bahwa tidak semua air bisa dipakai untuk bersuci. Dari sini maka mengetahui air bagi seorang muslim adalah perkara penting karena sebagian ibadahnya kembali kepada perkara air.

Air terbagi menjadi dua: air murni dan air tercampur.

Yang pertama lazim disebut air mutlak yaitu air yang masih dalam wujud ciptaannya, ia disebut mutlak karena bebas dari embel-embel. Jadi kalau kata air diucapkan maka pemahaman langsung tertuju kepadanya bukan kepada yang lain. Yang termasuk ke dalam air ini misalnya air hujan, air tanah, mata air, sungai, laut dan lain-lain. Hukum air ini adalah suci dan mensucikan. Fungsinya multi, untuk ibadah, menghilangkan najis, kebutuhan sehari-hari dan lain-lain.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 03.14 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Kajian Fiqih

Tentang Qiyas

Qiyas Sebagian besar para ulama fiqh dan para pengikut madzhab yang empat sependapat bahwa qiyas dapat dijadikan salah satu dalil atau dasar hujjah dalam menetapkan hukum dalam ajaran Islam.

1. Pengertian qiyas

Qiyas menurut bahasa Arab berarti menyamakan, membandingkan atau mengukur, seperti menyamakan si A dengan si B, karena kedua orang itu mempunyai tinggi yang sama, bentuk tubuh yang sama, wajah yang sama dan sebagainya. Qiyas juga berarti mengukur, seperti mengukur tanah dengan meter atau alat pengukur yang lain. Demikian pula membandingkan sesuatu dengan yang lain dengan mencari persamaan-persamaannya.

Menurut para ulama ushul fiqh, ialah menetapkan hukum suatu kejadian atau peristiwa yang tidak ada dasar nashnya dengan cara membandingkannya kepada suatu kejadian atau peristiwa yang lain yang telah ditetapkan hukumnya berdasarkan nash karena ada persamaan 'illat antara kedua kejadian atau peristiwa itu.

Telah terjadi suatu kejadian atau peristiwa yang perlu ditetapkan hukumnya, tetapi tidak ada nash yang dapat dijadikan dasar untuk menetapkannya. Untuk menetapkan hukumnya dapat ditempuh dengan cara qiyas, yaitu dengan mencari peristiwa yang lain yang telah ditetapkan hukumnya berdasar nash, serta antara kedua kejadian atau peristiwa itu ada persamaan 'illat. Jadi suatu qiyas hanya dapat dilakukan apabila telah diyakini bahwa benar-benar tidak ada satupun nash yang dapat dijadikan dasar untuk menetapkan hukum suatu peristiwa atau kejadian. Karena itu tugas pertama yang harus dilakukan oleh seorang yang akan melakukan qiyas, ialah mencari: apakah ada nash yang dapat dijadikan dasar untuk menetapkan hukum dari peristiwa atau kejadian. Jika telah diyakini benar tidak ada nash yang dimaksud barulah dilakukan qiyas. Agar lebih mudah memahaminya dikemukakan contoh-contoh berikut:

a. Minum narkotik adalah suatu perbuatan yang perlu diterapkan hukumnya, sedang tidak satu nashpun yang dapat dijadikan sebagai dasar hukumnya. Untuk menetapkan hukumnya dapat ditempuh cara qiyas dengan mencari perbuatan yang lain yang telah ditetapkan hukumnya berdasar nash, yaitu perbuatan minum khamr, yang diharamkan berdasar firman Allah SWT yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minum) khamr; berjudi, menyembah patung dan mengundi nasib dengan anak panah tidak lain hanyalah suatu yang kotor, termasuk perbuatan syaitan, karena itu hendaklah kamu jauhi agar kamu mendapat keberuntungan." (al-Mâidah: 90)

Antara minum narkotik dan minum khamr ada persamaan, illatnya, yaitu sama-sama berakibat memabukkan para peminumnya, sehingga dapat merusak akal. Berdasarkan persamaan 'illat itu ditetapkanlah hukum meminum narkotik itu yaitu haram, sebagaimana haramnya meminum khamr.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 03.06 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Kajian Fiqih

Minggu, 27 Maret 2011

Apa itu Fatwa?

Pemberian fatwa merupakan masalah yang tidak bisa disamakan dengan ijtihad atau tanya jawab seputar agama. Tidak bisa fatwa dianggap sebuah penafsiran baru terhadap doktrin islami. Atau juga sebuah taqlid dari pemikiran-pemikiran islam yang telah ada sebelumnya. Fatwa merupakan pemberian keputusan yang senantiasa terkait pada siapa yang berwenang, kode etik dan metode pembuatan fatwa.

Fatwa pun muncul akibat dari perkembangan sosial yang dihadapi oleh umat. Fatwa sendiri bersifat sosiologis. Berkaitan dengan pengaruhnya terhadap umat, fatwa merupakan keputusan sosial yang tidak bisa disamakan dengan ceramah-ceramah keagamaan yang biasa.

Karena sifatnya yang sosiologis, maka fatwa memerlukan adanya orang atau kondisi yang meminta satu keputusan atau pandangan hukum. Oleh karena itu, jikalau tidak ada perkembangan sosial dalam masyarakat yang tidak memerlukan adanya pandangan hukum tertentu, fatwa tidak diperlukan. Tidak mungkin setiap hal dalam hidup mesti diberi fatwa mengenai suatu hukum. Banyak aspek-aspek lain dalam Islam yang sama pentingnya sebagai pedoman dalam hidup, seperti akhlak, aqidah ataupun tasawuf. Kesemuanya itu tidak bisa dikesampingkan. Toh, jika hidup seorang muslim musti berpedoman terhadap hukum-hukum yang telah ditentukan, apa tidak terbatas gerak seorang muslim ?
Hanya saja, fatwa mesti lebih sigap menyigapi zaman yang makin cepat berubah. Para pemberi fatwa harus senantiasa aktif dalam menyikapi perkembangan sosial dalam masyarakat, dan bukannya reaktif. Fatwa harus sudah punya prediksi hukum terhadap sesuatu yang meski belum terjadi tetapi bisa diperkirakan.

Integrasi antar pelbagai ilmu pengetahuan haruslah betul-betul dimanfaatkan. Tidak ada batasan antara satu ilmu dengan ilmu yang lainnya. Mengapa harus dibatasi oleh disiplin-disiplin ilmu yang ada ? Toh, semua ilmu pada dasarnya saling berkaitan satu sama lainnya. Perlu sebuah langkah di mana ilmu agama mesti dikaitkan dengan ilmu umum.

Selain itu, umat Islam mesti merumuskan suatu metode pemberian fatwa yang dapat dipegang bersama. Sebab, berbagai macam isu dan tumbuhnya kelompok-kelompok dalam umat, tidaklah bisa diatasi dengan bertumpu pada literatur-literatur timur tengah ataupun dari barat. Adanya perbedaan sosial, kultural maupun situasi yang berkembang di masyarakat membuat literatur-literatur tersebut kurang bisa dijadikan panduan. Terkadang semua literatur tersebut hanya menyajikan pandangan global atau teoritis yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat di berbagai belahan dunia.

Meski demikian, tidak bisa dikatakan Islam tidak universal. Di manapun Islam berada, ada nilai-nilai yang tidak bisa diubah-ubah atau disesuaikan dengan kultur setempat. Nilai-nilai rukun iman maupun rukun Islam sudah menjadi ketentuan pasti tentang agama ini. Bukan Islam apabila tidak ada rukum iman atau rukun Islam di dalamnya. Barulah dalam ekspresi keislaman ditemukan perbedaan-perbedaan, sesuai dengan situasi dan kondisi setempat umat tersebut berada.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 17.19 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Kajian Fiqih

Airmata Mutiara

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh
pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah
dan lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air
mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan
pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu."

Si ibu terdia, sejenak, "Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi
terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu
lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang
menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang
bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa
sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia
meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun
lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk
dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin
berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit
menjadi terasa lebih wajar.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 16.22 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Muhasabah

Sabar Itu Indah

Manusia seringkali berlaku egois. Ketika menginginkan rindu sesuatu, ia berdoa habis-habisan dan berupaya sungguh-sungguh demi tercapainya segala yang dirindukan. Tatkala berhasil, serta-merta ia pun melupakan Allah. Bahkan ia menganggap bahwa keberhasilan itu adalah hasil jerih payah dirinya sendiri.

Sebaliknya, bila kegagalan menimpa, ia sering kecewa karenanya. Terkadang ia berburuk sangka kepada Allah dan menimpakan kekecewaannya itu kepada siapa saja yang dianggap biang penyebab kegagalan tersebut. Padahal, rasa kecewa, sedih, dan kesal itu lahir karena manusia terlalu berharap bahwa kehendak Allah harus selalu cocok dengan keinginannya.

Jelas dari kedua sikap tersebut ada sesuatu yang terlewatkan. Yaitu sikap sabar, tawakal, dan syukur nikmat. Karenanya, beruntunglah orang yang memiliki sikap sabar ketika musibah datang menimpa dan memiliki syukur ketika keberuntungan datang menerpa.

Sabar, menurut Dzunnun Al-Mishry, adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan agama dan bersikap tenang manakala terkena musibah, serta berlapang dada dalam kefakiran di tengah-tengah medan kehidupan. Atau, seperti kata Al-Junaid, "Engkau menelan suatu kepahitan tanpa mengerutkan muka".

Adapun syukur, adalah tindakan memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya. Seseorang dikatakan bersyukur kepada Allah, apabila ia mengakui nikmat itu di dalam batinnya, lalu membicarakannya dengan lisan, serta menjadikan karunia nikmat itu sebagai ladang ketaatan kepada-Nya. Pada hakikatnya syukur itu merupakan perwujudan sikap sabar ketika manusia mendapat nikmat.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 00.16 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Muhasabah

Kamis, 03 Maret 2011

Apakah Semua Bid’ah itu DHALALAH ?

BID’AH???

Mungkin kata ini sudah tidak lagi asing terdengar ditelinga kita. Entah dari teman, guru, ‘ulama-ulama’ yang ‘sibuk’ memopulerkannya. Berangkat dari lima huruf tersebut yang kemudian menimbulkan beranekaragam varian penafsiran didalamnya. Berbicara masalah “bid’ah” itu berarti kembali berbicara masalah yang banyak mengandung persoalan rumit, Polemis, pelik dan kontradiktif yang tentunya perlu adanya pemahaman yang mendalam. persoalan ini bisa di bilang sebagai persoalan ‘klasik’ yang memang para ulama semenjak ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu sudah diperdebatkan. Namun, hal ini akan selalu menjadi topik yang sering muncul diantara kita disebabkan zaman yang semakin berkembang dan perbedaan situasi yang terjadi dengan zaman Rasul.

Kegiatan membahas persoalan bid’ah merupakan kegiatan yang akan menguras banyak energi kita dan umumnya umat sepanjang sejarah. Hal ini disebabkan karena betapa banyak persoalan semenjak Nabi wafat hingga sekarang yang belum pernah ada pada zaman Nabi namun para umat sesudahnya banyak yang mengamalkannya. kita ambil contoh di Indonesia seperti khubah jumat yang mayoritas menggunakan bahasa Indonesia atau bahkan di daerah-daerah tertentu menggunakan bahasa daerahnya, shalat tasbih yang Rasul pun belum pernah mengerjakannya akan tetapi memerintahkan kepada pamannya Ibn Abbas, Tradisi bersalaman sehabis shalat, tahlilan, yasinan, atau di masjidil haram misalnya bahwa prosesi salat terawih yang dikerjakan dengan menghatamkan 30 juz dalam satu bulan yang ini pun pada zaman nabi belum dikerjakan dan masih banyak banyak lagi amalan-amalan yang kiranya belum terjadi namun diamalkan pada saat ini.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 20.00 2 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Kajian Fiqih

Rabu, 19 Januari 2011

KESEIMBANGAN JUMLAH KATA DALAM QURAN

Al-Quran merupakan kitab paling lengkap dan mengandung mukjizat yang amat besar. Semakin kita mendalami al-Quran maka semakin kita tahu pula bahwa sebenarnya kita masih banyak belum kita ketahui. Kalau diibaratkan bahwa apa yang kita ketahui hanyalah ibarat setetes dari luasnya samudra. Sungguh banyak kemukjizatan Al-quran amatlah banyak baik itu dari segi kebahasaannya, membacanya menemui kenikmatan baik bagi pembaca maupun pendengar yang tidak menyebabkan kebosanan, kajian tentang ilmiah dan banyak lagi aspek kemukjizatan al-quran yang perlu digali lebih lanjuut. Namun, pada tulisan ini lebih ditekankan pada mukjizat dalam segi kosa kata yang menghiasi al-quran.

Abdul Razak Naufal, seorang sarjana Mesir menemukan bahwa kata-kata yang terkandung dalam Quran sangat harmonis dan akurat. Dia mempublikasikan hasil penyelidikannya dalam bukunya yang berjudul "Al-Ijaaz Al-Adady LilQuran Alkarim" (Kemukjizatan dari segi bilangan dalam Quran) yang terdiri dari tiga jilid,mengemukakan sekian banyak contoh tentang keseimbangan jumlah kata-kata dalam Quran. Semua keajaiban itu menunjukkan bukti bahwa ada kekuatan yang mahadahsyat yang melebihi kekuatan manusia., yaitu Allah.

Berikut rangkuman/ ringkasan dari hasil penelitiannya tersebut, dimana pembaca bisa membuktikan sendiri secara tepat dengan merujuk pada Kashful-ul-Ayat dari Quran :

A. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan 'Antonimnya' (lawan kata) :

1. Kata 'Hayat' (Hidup) dan 'Maut' (Mati) masing-masing ditemukan sebanyak 145 kali.
2. Kata 'Al Nafa'a' (Manfaat) dan 'Al Madharrat' (Madharrat) masing-masing sebanyak 50 kali.
3. Kata 'Al Har' (Panas) dan 'Al Bardu' (Dingin) masing-masing sebanyak 4 kali.
4. Kata 'As Sholiha' (Kebajikan) dan 'As Sayah'(Keburukan) masing-masing sebanyak 167 kali.
5. Kata 'At Thoma'ninah' (Kelapangan/ Ketenangan) dan 'Adduk' (Kesempitan/ Kekesalan) masing-masing sebanyak 13 kali.
6. Kata 'Arrobat' (Cemas/ Takut) dan 'Arrogho' (Harap/Ingin) masing-masing sebanyak 8 kali.
7. Kata 'Al Kafir' (Kafir) dan 'Al Iman' (Iman) dalam bentuk difinite masing-masing sebanyak 8 kali, sedang dalam bentuk indifinite masing-masing sebanyak 17 kali.
8. Kata 'As Shufah' (Musim Panas) dan 'As Syata' (Musim Dingin) masing-masing sebanyak 1 kali.
9. Kata 'Dunya' (Dunia) dan 'Akherat' (Hari Kemudian) masing-masing sebanyak 115 kali.
10. Kata Setan dan Malaikat masing-masing sebanyak 88 kali.

B. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan 'Sinonimnya' (makna yg dikandungnya):

1. Kata 'Al Harot' dan 'An Naro'at' (Membajak/ Bertani) masing-masing sebanyak 14 kali.
2. Kata 'Al Ajaba' dan 'An Ghororoh' (Membanggakan Diri/ Angkuh) masing-masing sebanyak 27 kali.
3. Kata (Orang Sesat/ Mati Jiwanya) masing-masing sebanyak 17 kali.
4. Kata (Quran, Wahyu, dan Islam, ) masing-masing sebanyak 70 kali.
5. Kata (Akal dan Cahaya) masing-masing sebanyak 49 kali.
6. Kata (Nyata) masing-masing sebanyak 16 kali.

C. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata yang menunjuk pada akibatnya :

1. Kata (Menafkahkan) dengan (Kerelaan) masing-masing sebanyak 73 kali.
2. Kata (Kekikiran) dan (Penyesalan) masing-masing sebanyak 12 kali.
3. Kata (Orang-orang kafir) dan (Neraka/ Pembakaran)) masing-masing sebanyak 154 kali.
4. Kata (Zakat/ Pensucian) dan (Kebajikan yang banyak) ) masing-masing sebanyak 32 kali.
5. Kata (Kekejian) dan (Murka) ) masing-masing sebanyak 26 kali.
6. Kata 'Al Rijs' (Godaan Syaithan dan Najis) dan 'Al Rejz' (Siksa yang pedih) masing-masing sebanyak 10 kali.
7. Kata 'Ilm' (Mengetahui), 'Ma'rifat' (Pengenalan Allah), dan 'Iman'Keyakinan) masing-masing sebanyak 811 kali.

Ini menunjukkan bahwa melalui pengenalan kepada Allah dapat menghantarkan pada keyakinan yang teguh.

D. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya :

1. Kata (Pemborosan) dan (Ketergesa-gesaan) masing-masing sebanyak 23 kali.
2. Kata (Nasehat/ Petuah) dan (Lidah) masing-masing sebanyak 25 kali.
3. Kata (Tawanan) dan (Perang) ) masing-masing sebanyak 6 kali.
4. Kata (Kedamaian) dan (Kebajikan) ) masing-masing sebanyak 60 kali.

E. Keseimbangan Khusus

1. Kata 'Yaum' (Hari) dalam bentuk tunggal ditemukan sebanyak 365 kali, sama dengan jumlah hari dalam setahun.
2. Kata 'Yaam' dan 'Yaumin' (Hari-hari) dalam bentuk jamak, jumlah keseluruhannya ditemukan sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam sebulan.
3. Kata 'Syahr' (Bulan) ditemukan sebanyak 12 kali, sama dengan 12 bulan dalam setahun.
4. Kata 'Asbat' (Dua belas sahabat Nabi Musa) dan 'Hawariun' (Dua belas sahabat Nabi Isa) masing-masing ditemukan sebanyak 5 kali.
5. Kata-kata yang menunjuk pada utusan Tuhan, yaitu (Rasul), (Nabi), (Pembawa Berita Gembira), dan (Pemberi Peringatan) keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama Nabi, Rasul, Pembawa Berita tersebut, yakni 518 juga.
6. Dalam Quran terdapat 7 (tujuh) ayat yang memberi penjelasan tentang langit ada 'tujuh', dan 7 (tujuh) ayat pula yang menjelaskan terciptanya langit dan Bumi dalam 'enam' tahap.


ini hanyalah sebagian dari kemukjizatan yang terkandung dalam al-quran. masih banyak sekali mukjizatan lainnya. maha suci Allah atas segala keagunganNya.
Diposting oleh Unknown di 10.12 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Mukjizat al-Qur'an

Selasa, 18 Januari 2011

Cermin Pengorbanan

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

(Ash-Shaffat : 102)

Begitulah salah satu bunyi ayat dalam Al-Quran yang mengisahkan seorang anak dan bapak yang bertaqwa kepada Allah SWT. Dialah nabi Ismail dan Ibrahim. Dalam kisahnya bahwa nabi ibrahim adalah nabi yang sabar dalam menghadapi ketentuan Allah SWT, yang terjadi padanya. Setelah sekian tahun lamanya beliau menikah dengan istri pertamanya yaitu siti sarah namun, beliau belum juga mendapatkan seorang anak sebagai penerus dalam menjalankan dakwahnya menegakkan agama Allah (li’ilaikalimatillah).

Singkatnya, memang Allah SWT telah mentaqdirkan akan lahir seorang anak yang patuh dan taat kepada perintah Allah serta menjalankan ketentuanNya. Maka dengan izinNya lah lahir seorang bayi laki-laki bernama Ismail. Anak ini (Ismail) bukanlah hasil pernikahannya dengan siti sarah namun, merupakan hasil pernikahannya dengan wanita lain yang tidak lain merupakan seorang budak yaitu siti hajar yang dia (ibrahim) menikah dengannya atas izin siti sarah yang merasa belum dapat membahagiakan ibrahim dengan seorang anak.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 09.48 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Muhasabah

Doa akhir dan Awal Tahun

Beberapa hari yang lalu kita telah memasuki Tahun Baru Islam 1431 Hijriah. Dan beberapa hari kemudian kita pula akan memasuki tahun baru masehi 2011. Jarang kita menemukan momen dua tahun baru yang berdekatan waktunya yaitu tahun baru hijriah dan masehi.

Namun, yang menjadi pertanyaan besar pada diri kita masing-masing, apakah kita telah melaksanakan sesuatu hal yang bernilai positif yang menggelora bagi kita pribadi maupun orang lain ataupun sebaliknya. Nah, tentunya apa yang kita kerjakan dan itu bernilai positif perlu kita budidayakan serta lestarikan pada diri kita. Sedangkan yang bersifat negatif mulai sedini mungkin untuk me-erase-nya.

Para shalihin, biasanya pula membaca doa yang bwah ketika hendak meninggalkan atau memasuki gerbang lembaran tahun baru islam dan tidak ada salahnya pula kita ketika tahun baru masehi. Dengan harapan, nantinya Allah senantiasa merahmati, membimbing, serta meridho kita

Doa Akhir Tahun

dengan doa ini kita memohon ketika kita akan mengakhiri perjalanan tahun yang akan ditinggalkan ini akan mendapatkan ampunan dari Allah Swt. atas perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh-Nya, dan apabila dalam tahun yang akan ditinggalkannya itu ada perbuatan-perbuatan yang diridhai oleh Allah Swt yang kita kerjakan, maka semoga amal shaleh tersebut diterima oleh Allah Swt.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 09.45 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Doa

Tidur (mati Sejenak)

Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu dari aktifitas rutin kita adalah tidur yang merupakan salah satu kebutuhan primer. Tidur adalah “keadaan berhenti atau mengasuhnya badan dan kesadaran”. Demikian penjelasan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Namun, jangan jadikan hidup kita hanya untuk satu hal itu yaitu Tidur.

Didalam islam itu sendiri, etika-etika tidur pun dijelaskan oleh Rasulullah SAW, bagaimana hendaknya seseorang melakukan ritual tidurnya yang islami. diantara etika tersebut ialah :

1. Tidur Dalam Keadaan Suci

Maksudnya yaitu dalam keadaan berwudlu. Maka disunnahkan apabila hendak tidur untuk mengambil air wudlu terlebih dahulu. Rasulullah SAW bersabda,

“barang siapa yang pergi ke tempat tidurnya dalam keadaan suci seraya menyebut Allah Yang Mahamulia dan Agung higga dikalahkan oleh rasa kantuk, maka tidak telewatkan sesaat pun sepanjang malam jika dia meminta kebaikan dunia dan akhirat kepadNya, melainkan pasti akan diberi”. (HRAt. Tirmidzi dan Ibnu As-Sunni)
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 09.44 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Psikologi Keagamaan

Muhasabah dari Bencana

(155) Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(156) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (157) Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang Sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(Q.S. Al-Baqoroh (2) : 155-157)

Akhir-akhir ini bangsa indonesia ditimpa berbagai bencana. Mulai dari kecelakaan kereta api, tsunami di mentawai, gunung merapi sampai Status gunung krakatau yang meningkat dan lain sebagainya. Tentu, ini merupakan teguran Allah SWT kepada umat manusia agar lebih meningkatkan dan giat dalam rangka taqorrub ila Allah (mendekatkan diri kepada Allah). Dari firman Allah SWT diatas, secara gamblang Allah SWT menjelaskan bahwa Allah SWT pasti menguji hambaNya dengan beberapa macam ujian. Diantara ujian tersebut ialah dengan rasa ketakutan, kelaparan , kekurangan harta dan bahan makanan dan lain sebagainya.

Penurunan Ujian dari Allah SWT ini pula dimaksudkan untuk menguji dan mengetahui hambaNya, mana dari hambaNya yang istiqamah dalam menerima ujian dari Allah dan mana yang tidak dapat menerima ujian tersebut. Orang-orang yang beristiqamah dalam menerima ujian ini akan selalu mengambil Ibroh (pelajaran) dari segala kejadian yang ada baik suka maupun duka wa bilkhusus dalam keadaan duka. Karena hal yang tersulit ialah dalam keadan duka, kemudian mampu menjadikan keadaan duka tersebut menjadi tolak ukur dalam proses menjadi insan kamil (manusia yang sempuna), disamping itu pula, lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta. Adapun orang yang tidak dapat beristiqamah akan ujian itu akan selalu memandang negatif kepada Allah SWT, akan selalu mengeluh dan berputus asa. Karena pada dasarnya menurut al-Qur’an sifat manusia ialah apabila diberi kenikmatan lupa dan apabila diberi sedikit kesedihan atau ujian maka akan berkeluh kesah.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 09.10 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Muhasabah

Tahun Baru Hijriah 1432 H, Menuju Perubahan

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Q.S. Al-Hasyr [59] : 18)


Tak ada kata yang pantas terucap melainkan kata syukur yang agung atas perkenankanNya kepada kita untuk menghirup udara segar di tahun baru islam 1432 H. Setiap kali kita memasuki tahun baru islam, kita seharusnya memiliki semangat baru untuk merancang bagaimana menata kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Setumpu harapan besar tentunya tertanam dalam diri masing-masing supaya tahun ini lebih akan membawa kita pada perubahan positif yang signifikan. Perubahan itu hendaknya dan memang seharusnya menjadi yang lebih baik bukan sebaliknya malah menjadi lebih buruk. Namun, apabila perubahan tersebut mengarah ke sisi yang lebih buruk, maka ia adalah termasuk golongan orang yang merugi. Sebagaimana hal ini disinggung Rasulullah SAW “ Barang siapa harinya lebih baik dari hari kemarin maka ia termasuk golongan yang beruntung, barang siapa yang harinya sama dengan hari kemarin maka ia termasuk golongan yang merugi, dan barang siapa yang harinya lebih buruk dari hari kemarin maka termasuk dalam golongan yang dilaknati.
Baca selengkapnya »
Diposting oleh Unknown di 08.50 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook
Label: Muhasabah
Postingan Lebih Baru Beranda

Mengenai Saya

Foto saya
Iqbal Zen
Muhammad Iqbal Juliansyahzen. Mengabdi sebagai seorang dosen tetap (PNS) di IAIN Purwokerto. Senang sekali bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan. Menulis sebagai ikhtiar merawat akal (hifz al-'aql). Selamat membaca
Lihat profil lengkapku

Menu kami

  • Akhlak (6)
  • Anekdot (10)
  • Doa (3)
  • Ekonomi (1)
  • Falak (3)
  • Hadis (1)
  • Kajian Fiqih (17)
  • Kajian Keislaman (8)
  • Kisah (3)
  • Lyrics (3)
  • Makalah (10)
  • Motivasi (9)
  • Muhasabah (38)
  • Mukjizat al-Qur'an (1)
  • Peradilan (1)
  • Psikologi Keagamaan (16)
  • Sosial Humaniora (5)
  • Student Exchange (16)
  • Studi Islam (2)
  • Ulasan (2)
Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Tulisan

  • ►  2020 (8)
    • ►  September (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2017 (9)
    • ►  Agustus (7)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (7)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (4)
  • ►  2015 (1)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2014 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (42)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (16)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2012 (44)
    • ►  Oktober (8)
    • ►  September (2)
    • ►  Juni (16)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Januari (13)
  • ▼  2011 (28)
    • ▼  Oktober (1)
      • Membangun Generasi Tangguh (Refleksi Hari Sumpah P...
    • ►  Agustus (1)
      • AKANKAH INI RAMADHAN TERKAHIRKU?
    • ►  Mei (1)
      • RAMAH, PEREDAM AMARAH
    • ►  April (9)
      • Di Balik Tetesan Air Hujan
      • Analogi Usaha
      • Open Your Eyes
      • FIVE SIMPLE RULES TO BE HAPPY.
      • BETAPA HEBATNYA KEBOHONGAN
      • Wudhu Mencegah Terjadinya Berbagai Penyakit Kulit
      • Wise-word Untuk Diriku Sendiri
      • Semua Akan Kembali KepadaNya
      • BELAJAR DARI SANDAL
    • ►  Maret (10)
      • ASMA ALLAH by. Sami Yusuf
      • Bagaimana Aqidah merupakan fondasi inti dalam sebu...
      • Doa
      • AIR DIAM YANG TERKENA NAJIS
      • AIR ALAT BERSUCI
      • Tentang Qiyas
      • Apa itu Fatwa?
      • Airmata Mutiara
      • Sabar Itu Indah
      • Apakah Semua Bid’ah itu DHALALAH ?
    • ►  Januari (6)
      • KESEIMBANGAN JUMLAH KATA DALAM QURAN
      • Cermin Pengorbanan
      • Doa akhir dan Awal Tahun
      • Tidur (mati Sejenak)
      • Muhasabah dari Bencana
      • Tahun Baru Hijriah 1432 H, Menuju Perubahan

Pengikut

 
Copyright (c) 2010 Media Iqbal Zen. Designed for Video Games
Download Christmas photos, Public Liability Insurance, Premium Themes