Oleh
: Iqbal Zen
Selasa 21/05/2013,
adalah hari kedua pada perlombaan pameran budaya dan makanan khas dalam rangka
Festival International Week. Sebelum datang ke pameran tersebut, kami sempat
mengikuti kuliah dengan Dr. Qais Faryadi tentang ICT (Information, Comunication
and Technology). Kuliah yang lebih pada kepada peran teknologi dalam menunjang
dalam pembelajaran sehari-hari.
Pada hari kedua ini
tampak lebih ramai dari hari sebelumnya. Pada hari kedua inilah terdapat
perlombaan dan pameran makanan khas suatu negara. Indonesia, dengan tenda yang
sedikit lebih cantik dari tenda-tenda lainnya, menyuguhkan aneka makanan khas
dari Indonesia seperti nasi tumpeng (khas jawa), Pempek (khas Palembang,
Sumatra), Coto Makasar (khas Makasar, Sulawesi), es Pisang Ijo (khas Makasar,
Sulawesi).
(tampak pengunjung stand Indonesia sedang mencicipi aneka makanan khas seperti tumpeng, Es Pisang Ijo, Pempek Palembang) |
Alhamdulillah,
stand Indonesia tidak kalah menariknya dan jumlah pengunjungpun terus
bertambah. Pada siang hari, Naib Cancelor USIM, Profesor Dato’ Dr.
Asma Ismail, pun datang untuk melihat kondisi dan
mencicipi beberapa makanan khas dari berbagai negara. Sekaligus penilaiannya
dilakukan pada siang itu. Para stand berlomba-lomba untuk memperkenalkan
makanan khas dari negara-negara mereka masing-masing. Saya sendiri jujur,
memang tidak bisa menolak lagi pemberian nasi dengan masakan ayam khas
Bangladesh meskipun saya sebenarnya sudah keyang mengelilingi stand-stand dan
mencicipi makanan khasnya. Tapi, sebagai penghormatan dan memperkuat rasa
ukhuwah, nasi ayam itu pun saya cicipi dan ternyata rasanya luar biasa lezat.
Pada malam harinya,
tiba saatnya performance budaya dari masing-masing negara. Para negara-negara
pun menampilkan budaya-budaya seperti tarian, drama, nyanyian dan lain
sebaginya. Acara yang berlangsung di Dewan Kuliah Utama (DKU), Fakulti Pengajian
Quran dan Sunnah sesak dipenuhi mahasiswa yang ingin menyaksikan pertunjukan. Tak
ketinggalan, naib Cancelor (rektor) pun hadir kembali pada acara International
Night. Penulis kagum dengan penghargaan yang diberikan naib cancelor. Beliau pun
tidak beranjak sampai acara tersebut berakhir.
Dalam sambutannya,
ia sangat mengapresiasi terhadap acara (event) yang sangat menakjubkan
tersebut. Ia juga mengatakan, sampai saat ini, USIM memiliki mahasiswa yang
berasal setidaknya lebih dari 30 negara. Dengan umurnya yang –ibarat manusia-
baru menginjak umur baligh, tetapi sudah menorehkan prestasi yang luar biasa.
Penulis merasa
senang bisa bergabung dengan keluarga besar USIM meskipun dengan jangka waktu
yang sangat sebentar, tetapi dengan waktu yang relatif sangat pendek itu, saya
mendapatkan pelajaran yang berharga dalam menatap kehidupan. Bagaimana kita bersosialisasi
dengan iklim perbedaan yang cukup beragam, bagaimana nilai-nilai keislaman
begitu kentara semisal mengucap salam, melantunkan asmaul husna dalam beberapa
acara dan lain sebagainya. Nice.[]
Negeri
Sembilan, 22 mei 2013
0 komentar:
Posting Komentar