Oleh
: Iqbal Zen
Sebagimana
biasanya, setiap hari Rabu petang mulai pukul 17.00-19.00 diadakan pembacaan
dan pensyarahan hadis oleh Prof. Madya. Dr. Najm Abd Rahman Khalf yang mengkaji
kitab shahih jami’ ash-Shagir wa ziyadatuhu. Perlu diketahui, berdasarkan
informasi yang coba penulis cari tentang sang Doktor yang dikenal mahasiswa
akan ke-Ulama-annya, ternyata beliau merupakan salah satu murid dari ulama
besar Nasiruddin al-Bani. Terlepas dari beberapa kritik atas ulama tersebut,
penulis mencoba bersikap netral dalam menerima pensyarahan hadis yang
disampaikan sang Doktor.
Secara
pribadi, penulis menilai beliau sebagai ulama yang tidak mengklaim kebenaran
mutlak atas perbedaan-perbedaan di antara para ulama serta tidak menyalahkan
diantara pendapat-pendapat para ulama yang berbeda. Beliau berposisi netral dan
murni mengkaji dari hikmah dan pelajaran yang terkandung dalam hadis tersebut,
tidak membahas terkait kualitas hadis, apakah shahih atau dloif.
Pembahasan
yang beliau sampaikan pun sangat luar biasa, dengan rawut wajah yang selalu
tersenyum terkadang ditambahi dengan beberapa ekspresi dalam mensyarah hadis.
Kala itu, penulis harus berangkat sendirian menuju ruangan pembacaan hadis,
dikarenakan keempat sahabat penulis sedang memiliki agenda masing-masing.
Majlis
tersebut terbuka untuk siapa pun baik staf, pensyarah (dosen) maupun para
mahasiswa. Hadis dibaca oleh salah satu pensyarah yaitu Dr. Syamsuddin,
kemudian Dr. Najim dengan gamblang menjelaskan maksud dari hadis yang
dibacakan. Diantaranya nasihat beliau kami sampaikan adalah untuk selalu
belajar, mutholaah kutub, bertanya dan mendatangi para alim ulama. Beliau pun
mengisahkan bagaimana kesungguhannya dalam belajar. “Pada hakikatnya kita dalam
belajar hendaklah serius dan membaca banyak kitab, kita hendaknya berjalan di
belakang nash, bukan nash yang berjalan mengikuti kita” pesannya.
Dalam majlis pembacaan dan pensyarahan tersebut, penulis
mendapatkan banyak pelajaran penting terkait bagaimana kita dalam menjalankan
syariah dalam kehidupan sehari-hari. Diantara hadis yang dibaca pada pertemuan
tersebut adalah tentang hadis yang menyatakan amal perbuatan yang pertama akan
dihitung adalah shalat, awal dari sesuatu yang akan diangkat adalah amanah,
awal Rasul adalah nuh (beda nabi antara rasul adalah nabi hanya untuk umatnya
sendiri, sedangkan rasul adalah umum baik umatnya maupun di luar dari umatnya).
Beliau
pun mengungkapkan kekagumannya terhadap kondisi yang ada di Malaysia setelah
pembacaan hadis tentang keutamaan berdzikir (tasbih, hamdalah, takbir) yang
dibaca sebanyak 33 kali. Kondisi Malaysia yang memang banyak mengamalkan hadis
ini dimana setelah menunaikan ibadah shalat mereka berdzikir secara
bersama-sama sebanyak 33 kali di setiap bacaan dzikir. Hal terpenting yang
perlu diperhatikan dalam berdzikir, lanjut beliau, adalah kekhusyuan. Berdzikir
dengan tempo yang cepat akan mengurangi keafdholan, maka, hendaklah
dilakukan dengan tenang, khusu’ dan dengan tempo yang sedang.
Selain
itu pula, ada hadis yang menurut penulis menarik yaitu hadis menyatakan tentang
“ahli surga kebanyakan adalah orang miskin”. Apa maksudnya? Apakah orang kaya
pun tak berhak masuk ke dalamnya? Kehidupan memang selalu berpasang-pasangan,
ada kaya-ada miskin, ada atas pula ada bawah dan lain sebagainya. Orang kaya
tertahan sampai orang miskin masuk terlebih dahulu. Di dunia, secara materi
mungkin sahaja ia tidak memiliki apapun, namun secara hati ia lebih kaya.
Karena dalam salah satu hadis pun dikatakan kekayaan yang sebenarnya adalah
kaya hati.
Akhir
dari pembacaan hadis diakhiri dengan berdoa yang langsung dipimpin oleh Dr.
Najm. Pembacaan hadis merupakan salah satu bentuk dari kecintaan kita kepada
Nabi Muhammad SAW. Semoga kita termasuk dalam golongan yang terus berusaha
mencintai nabi kita sebagai seorang yang mengajarkan banyak hal kepada umat
manusia dan menjadi kunci utama bagi kita untuk meraih ridha Allah SWT. serta
semoga kita menjadi umatnya yang mendapatkan syafaat pada hari kiamat. Amin[] Waallahu’alam.
..
Nilai, Negeri Sembilan 22 Mei 2013.
0 komentar:
Posting Komentar