Oleh : Iqbal Zen
Pada minggu kedua kami berada di
Malaysia, kebetulan USIM menyelenggarakan even yang cukup luar biasa yaitu
International Week. Penulis telah menarasikan terkait even tersebut sebelumnya.
Pada even tersebut, penulis sempat berkunjung ke stand Malaysia. Di Stand itulah
kami berkenalan dengan penjaga stand yaitu Kak Anis dan Kak Nashitah yang keduanya
merupakan pelajar pada Fakulti Syariah dan Undang-Undang pada tahun pertama.
Pada kesempatan itu, kami menanyakan
banyak hal terkait awal kemunculan dan perkembangan Bahasa Melayu yang pada
awalnya kami sedikit bermasalah dengan bahasa tersebut alias kurang faham. Tetapi
ada penjelasan yang dirasa belum pas saat itu.
Hatta, pada hari ke-13 kami berada di Malaysia,
kami kembali bertemu dengan mereka (kak Anis dan Kak Nasithah) ketika sedang
santap siang di kantin FSU. Awalnya saya dan Kak Sams hanya mengobrol biasa. Namun,
ternyata ia masih ingin menjelaskan awal kemunculan perkembangan bahasa melayu
kepada kami hingga mereka meminjamkan kami sebuah buku yang secara singkat
mengulas hal tersebut. Buku yang ditulis berbahasa Melayu itu berjudul “Tamadun
Islam dan Tamadun Asia (TITAS)”.
Dalam buku tersebut, saya
mendapatkan gambaran bahwa bahasa melayu merupakan bahasa yang berasal dari
rumpun bahasa Austronesia yang digunakan di Yunan yang kemudian hijarah ke Asia
Tenggara. Bahasa Aurtronesia merupakan satu rumpun dengan bahasa Austroasia dan
Tibet-China. Bahasa Melayu terletak di bawah rumpun Austronesia termasuk di
dalamnya Bahasa Sumatera, Acheh, Batak, Minangkabau, Nias dan Lampung.
Bahasa Melayu digunakan sejak abad
pertama masehi di dunia sebelah Timur, khususnya kerajaan-kerajaan Melayu di
Nusantara seperti Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Acheh dan
Kerajaan Malaka. Bemula dari Bahasa Melayu Kuno kemudian berkembang menjadi
Bahasa Melayu Klasik hingga perannya besar sebagai bahasa komunikasi di Alam
Melayu. Dengan jumlah penutur yang besar dan wilayah yang luas sangat menunjang
perkembangan Bahasa Melayu seperti munculnya perlbagai karya berbahasa Melayu
baik dalam bidang bahasa, kesusasteraan, ketatanegaraan, undang-undang dan
falsafah.
Seiring perkembangan zaman, Bahasa
Melayu klasik berkembang dan bertambah banyak penuturnya hingga akhirnya
membentuk Bahasa Melayu Modern yang menyesuaikan dengan perkembangan sains dan
teknologi. Perkembangan Bahasa Melayu tidaklah lepas dari pengaruh bahasa lain
semisal bahasa Sanskrit, Jawa, Inggris, Portugis, Cina dan Arab.
Dalam bahasa Sanskrit misalnya ada
beberapa kosa kata yang masuk dalam bahasa Melayu di antaranya seperti Nasyik
(asyik), bhasa (bahasa), nagaram (negara), prakara (perkara).
Dalam bahasa Jawa ada beberapa kata yang masuk dalam pembendaharaan kata dalam
Bahasa Melayu di antaranya andong (kereta sewa), batok (tempurung),
adipati (raja). Sedangkan contoh pengaruh Inggris adalah connotation (konotasi),
series (seri), tea (teh) dan lain-lain. Dalam portugis semisal limao
(limau), escola (sekolah), garfo (garfu). Sedangkan bahasa
cina semisal apek, mahjong, kongsi dan singkong. Serta dalam Bahasa Arab
semisal syukr (syukur), kursiy (kursi), jadual (jadwal)
dan qomus (kamus).
Tentu apa yang penulis tulis di atas
adalah sejarah bahasa melayu secara singkat. Masih banyak tentunya hal yang
penulis belum mengetahuinya secara pasti. At least, penulis senang dan
bersyukur sedang berada di lingkungan baru dan bahasa baru pula bagi penulis. Nice,
wallahu’alam. []
Nilai,
Negeri Sembilan 28 Mei 2013
2 komentar:
belajar sama anak bahasa sulu donk aa*nunjuk diri sendiri. Hehehehe
Belajar dengan teteh saja yang gratis, hehe
Posting Komentar