Oleh
: Iqbal Zen
Rabu (15/05/13), Tepat
pukul 08.00 aku beserta empat rekanku bersama-sama menuju gedung yang dinamai
dengan CONSELORI, di Indonesia bangunan itu adalah semacam gedung rektorat,
untuk kemudian registrasi dan sedikit pengarahan terkait program yang akan kami
laksanakan selama kurang lebih satu bulan berada di Universitas Sains Islam
Malaysia (USIM). Secara kebetulan aku dan ka’ Sams (sebutan Samsul Zakaria)
ditempatkan di Fakulti Syariah dan Undang-Undang (FSU) atau dalam Bahasa Arab
disebut Kulliyah Syariah wal Qonun. Sedangkan tiga rekanku ditempatkan
di Fakulti Pengajian Quran dan Sunnah (FPQS).
Pada hari pertama
menginjakkan kaki di FSU, saya pribadi merasakan suasana iklim akademik yang
cukup kentara berbeda dengan di Indonesia, khususnya yang selama ini aku
menimba ilmu. Proses pengajaran yang hanya disampaikan dengan dwi-bahasa, Bahasa
Arab dan Bahasa Inggris sangat menarik diikuti. Sebelum aku memasuki kelas dan
mengikuti mata kuliah yang diajarkan, terlebih dahulu aku bersama rekanku
menghadap Dekan (Dean) untuk mendapat pengarahan dan penempatan posisi jabatan.
Sebelumnya memang, selain belajar di kelas, kami pun belajar menjadi administrator
yang membantu urusan ke-Fakultas-an. Ya, jadi orang kantoran gitu deh, hehe.
Kelas pertama yang
kami ikuti adalah kelas Ushul Fiqih yang disampaikan oleh Dr. Elsaddig Dowelnor
Abdelgadir Fadel Seed. Menarik apa yang disampaikan terkait penyelesaian
‘pertentangan dalil’ (Ta’arud al-adillah) dengan tarjih khususnya dari segi
matan hadis. Beliau menyampaikan bahwa solusi dalam penyelesaian permasalahan
tersebut, setidaknya terdapat beberapa cara diantara memenangkan dalil yang
secara langsung menjelaskan akan suatu hal (manthuq), memenangkan dalil-dalil
yang diriwayatkan dengan lafadz, misalkan hadis yang yang diriwayatkan dengan
menggunakan istilah ruwiya ‘an... dikalahkan dengan matan hadis yang
menyakatan sami’tu an nabiy yaqul, memenangkan matan hadis yang
menyatakan akan keharaman sesuatu daripada hadis yang menyakatakan akan
kebolehan suatu hal, hal tersebut sebagai bentuk antisipatif dari hal-hal yang
berbau syubhat bahkan haram. Dan masih banyak cara yang beliau sampaikan,
subhanallah. Durasi kelas yang semestinya berlangsung selama 2 (dua) jam, namun
dikarenakan beberapa hal kelas hanya berlangsung selama 1 (satu) jam. Akan
tetapi dengan durasi yang demikian singkat pun, telah mampu memberikan tambahan
wacana yang luar biasa.
(suasana kuliah bersama Dr. Elsaddig)
Setelah usai kelas
Ushul Fiqih, kami pun menjajaki beberapa sudut kampus untuk mengenal lebih
dekat lingkungan USIM itu sendiri hingga akhirnya waktu dhuhur pun tiba. Setelah
menunaikan ibadah shalat dhuhur, kami beserta beberapa teman lainnya bergerak
menuju sebuah kantin yang terletak dekat dengan surau. Seperti biasanya,
minuman favorit selama di Malaysia yaitu Teh Tarik” pun menjadi menu yang tidak
boleh terlewatkan.
Pada sore hari,
tepatnya pukul 05.15 PM s.d 07.20 PM (maklum waktu magrib malaysia, 07.15 PM),
kami mengikuti klasikal (majlis) pembacaan dan pensayarahan hadis oleh Syaikh
Dr. Najem Abdurrahman Khalaf. Luar biasa sekali pensyarahan yang beliau
sampaikan. Majlis yang pula diikuti oleh para muhadir di Fakultas Pengajian
Quran Sunnah (FPQS) diantara Syaikh Dr. Abdul Qodir. Kitab yang digunakan pada
kesempatan tersebut adalah Shohih al-Jami’ Ash-Shaghir wa Ziyadatuhu. Banyak
hal yang dibahas dan diterangkan oleh beliau diantaranya adalah tentang ahli
al-Quran yang merupakan ahli surga. Syaikh yang juga hafal para ulama dengan
tahun kelahiran dan wafatnya serta kitab-kitab karangannya pun tak jarang
mengekspresikan dengan cara berdiri dan memeragakan suatu gerakan dalam
menjelaskan suatu hadis.
(foto Prof. Dr. Najm Abdurrahman Khalaf yang diambil dari sudut kanan beliau)
Selain itu, ada
hadis yang cukup lama beliau dalam menjelaskan hadis, yaitu bahwa Rasul
berwasiat untuk tidak menjadi seorang yang mudah melaknat, mengkultuskan orang
lain bersalah. Redaksi hadis tersebut kurang lebih berbunyi “Ushiika An La
takun La’aanan”. Bagaimana rasul yang mendapat cobaan yang cukup berat,
tetapi tidak satu pun kata yang meluncur untuk melaknat suatu kaum yang durhaka
tersebut. Interaksi aktif antara peserta yang juga banyak yang telah bergelar
doktor menjadi penambah suasana pengkajian hadis lebih hidup. selain itu pula,
beliau menjelaskan hadis tentang keutamaan orang yang khusu’ dalam shalatnya
yang pada akhirnya, orang tersebut adalah orang yang pertama kali akan diangkat
dari segolongan umat. Sungguh luar biasa keutamaan dari ibadah shalat, karena
memang ibadah yang pertama kali akan dipertanyakan dan dipertanggungjawabkan
pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalat seseorang bagus maka amal-amal yang
yang lain akan terangkat dan dosa-dosa pun akan terampuni.amin. Tidak bisa
dibayangkan manakala amal perbuatan yang pertama kali dihisab adalah selain
shalat. Banyak mungkin terjadi diantara kita orang yang rajin mengerjakan
ibadah shalat tepat pada waktunya, namun di sisi lainnya ada sisi negatif yang
dilakukannya. Maka amalan tersebut bisa jadi diampuni lantaran ibadah shalat
yang baik.
Ada hadis lainnya
yang menarik untuk dicermati yaitu dengan redaksi yang kurang lebih “Inna
auliya’Allahu, alladzina idza ru.uu dzakaraAllah. Kurang lebih dalam arti
Indonesia adalah bahwasanya wali-wali Allah yaitu orang-orang yang melihat
orang lain kemudian ia berdzikir kepada Allah. Orang lain disini bisa jadi
manakala kita melihat orang yang lebih ‘alim daripada diri kita sendiri dengan
segala keutamaan keilmuan yang dimilikinya, bisa jadi juga melihat orang yang
lebih dewasa atau bahkan lebih kecil, melihat orang kaya dengan kekayaannya dan
kedermawanan, melihat orang miskin dengan kesabarannya dan kerelaannya menerima
dan merefleksikan pada diri pribadi kemudian kita memngingat Allah. subhanaAllah.
Selepas pengkajian
hadis, kami pun langsung bergegas menuju surau untuk bersama-sama menunaikan
ibadah shalat maghrib. Disanalah untuk kedua kalinya kami dan Syaikh Dr. Najem bertemu.
Terjadilah obrolan antara kami dan beliau, beliau pun sempat mendoakan kami,
dengan menambahkan gelar doktor pada kami. Hehe, hingga akhirnya beliau
mempersilahkan kami untuk datang selepas shalat jumat di ruang kerja beliau. Merupakan
momen yang tepat untuk mempersiapkan beberapa pertanyaan seputar keagamaan
maupun terkait hadis yang tentunya memiliki pemahaman yang lebih. Barakumullah
ya Syaikh.[]
Nilai,
Negeri Sembilan, 15 Mei 2013.
0 komentar:
Posting Komentar